Awal 2021, Surabaya Akan Memiliki Kedokteran Nuklir di RS BDH
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai mematangkan rencana pembangunan fasilitas kedokteran nuklir di salah satu rumah sakit di Kota Pahlawan, yakni di RS BDH Surabaya. Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, awal tahun 2021, Surabaya akan memiliki fasilitas tersebut.
Guna mematangkan rencana itu, Pemkot telah menggandeng berbagai pihak. Seperti tim ahli nuklir, akademisi serta Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), kejaksaan dan kepolisian.
"Insya allah kita akan punya fasilitas itu. Untuk memberi kenyamanan kepada warga kota," kata Feni sapaan akrab Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Rabu 23 Oktober 2019.
Menurut Feni, selama ini pasien kanker jika membutuhkan penanganan medis menggunakan fasilitas tersebut harus keluar dari Surabaya, seperti ke Jakarta, atau bahkan ke Singapura.
Sehingga, atas perintah dari Wali Kota Surabaya, penggunaan tenaga nuklir di bidang kesehatan akan segera ada di Surabaya.
"Ini permintaan Ibu (Risma) untuk memudahkan warga kota. Biar tidak keluar duit banyak kalau ke luar kota atau luar negeri," katanya.
Meski ada embel-embel nuklir, Feni mengakui bahwa fasilitas ini sangatlah aman. Tidak berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
"Ini bukan tenaga reaktor nuklir kayak di luar gitu. Ini cuma fasilitas kedokteran. Sangat aman bagi sekitar kok. Hampir semua rumah sakit di luar negeri ada fasilitas ini," tegasnya.
Sementara itu, Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Iman Krestian mengatakan, hingga saat ini pihak Dinas Cipta Karya terus mematangkan basic design yang diperlukan dalam pembangunan gedung kedokteran nuklir di RS BDH tersebut. yang selanjutnya akan masuk dalam proses lelang proyek pembangunan.
Menurut Iman, jika sesuai dengan rencana Pemkot, lelang proyek pembangunan bernilai 30 miliar tersebut akan mulai dilakukan pada akhir tahun 2019. khususnya untuk manajemen konstruksinya.
"Ini kita matangkan basic dulu. Nanti proses selanjutnya akan secepatnya. Nilai proyek gedung/pembangunan itu sekitar Rp 30 Miliar, kalau fasilitas medisnya 60 miliar. Jadi proyek ini totalnya sekitar 90 miliar," katanya.
Iman mengatakan, Pemkot menargetkan, proyek pembangunan gedung fasilitas kedokteran nuklir seluas 2400 meter persegi. Sesuai rencana, fasilitas itu akan selesai pada akhir tahun 2020. Sehingga di awal tahun 2021, sudah bisa digunakan.
"Kami harap semua sesuai target. Termasuk selesai pembangunan dan penggunaan. Agar masyarakat bisa secepatnya menggunakan," katanya.
Advertisement