Avatar di Metaverse jadi Korban Pelecehan, Begini Reaksi Meta
Usai viralnya laporan tentang kekerasan seksual yang dialami avatar milik pengguna metaverse, pemilik aplikasi, Meta pun meluncurkan fitur baru mencegah kekerasan seksual di dunia metaverse.
Dalam fitur baru itu, akan ada menu "Batas Pribadi" yang memisahkan interaksi antara satu avatar dengan yang lain, dengan jarak sekitar 1,2 meter, ketika berinteraksi.
Antara mengutip dari Reuters, fitur "Batas Pribadi" yang disediakan pada aplikasi Horizon Worlds dan Horizon Venues, dibuat agar pengalaman menyelami metaverse menjadi lebih nyaman.
Selain menghadirkan perangkat "Batas Pribadi", Meta juga menyebutkan sanksi bagi pelaku pelecehan di ruang metaverse, berupa hilangnya avatar mereka.
Ada juga fitur "Safe Zone" atau Zona Aman yang bisa digunakan pengguna ketika avatarnya merasa terancam. Saat pengguna mengaktifkan fitur itu maka akan ada gelembung yang muncul di sekitar avatar mereka.
"Ini adalah langkah penting, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kami akan terus menguji dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk membantu orang merasa nyaman di VR," kata Vice President Meta Horizon Viviek Sharma.
Ke depannya, Meta mungkin saja akan menambah pengaturan yang memungkinkan orang mengubah jarak untuk batas pribadi mereka.
Kehadiran fitur baru itu menyusul laporan seseorang mengalami pelecehan seksual secara verbal di ruang virtual dan juga kekhawatiran para pengguna tentang keselamatan dirinya di ruang virtual.
Dengan adanya batasan jarak, Meta menilai perilaku kasar lainnya dapat dihindari oleh para pengguna layanannya.
Meta yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook dalam beberapa waktu terakhir secara gencar berinvestasi dalam realitas virtual yang dikenal dengan nama metaverse.
Metaverse merupakan sebuah ruang virtual yang memungkinkan pengguna dapat bekerja, bersosialisasi, bahkan bermain seperti layaknya gambaran kehidupan di film "Ready Player One".
Advertisement