Avangers; Ketika Kolektor Batu Akik Ngotot Kuasai Jagad Raya
Jebol juga pertahanan untuk tidak nonton film Avengers, Infinity War. Istri dan tiga anak yang tinggal di rumah tak henti-henti mendiskusikannya.
TV kabel di rumah tiap hari juga menjejali film-film produksi Marvel's lainnya. Seri Avengers, Iron Man, Captain America, Dr Strange, dan seterusnya. Tiap hari. Tiap jam.
Belum lagi laman medsos juga banyak yang memperbincangkannyoa. Yang menyamakannya dengan sinetron lah. Yang menangis karena pahlawan buatannya tewas lah. Terlalluuu.
Padahal, kecuali final Champions, saya jarang tergoda menonton di luar rumah. Toh, tak lama lagi pasti film itu diputar di TV kabel seperti lainnya. Tinggal tunggu waktu.
Ada satu yang sering membuat males nonton film di bioskop. Dinginnya. Apalagi ini film hampir tiga jam. Karena dingin seringkali kehilangan beberapa sekuelnya. Tertidur.
Nonton di Premiere dong? Mahal dikit tapi ada selimutnya. Bisa saja. Tapi untuk film yang sedang hits seperti Avangers, pasti penuh terus. Butuh perjuangan sendiri.
Maka, saking gringsingan mendengar cerita kanan kiri, berangkatlah berlima --minus anak wedok yang sedang kuliah di Jogja-- nonton Avangers seri Infinity War.
Inilah sekuel film hero produksi Marvel's Film yang rilis baru setiap tahun. Sekuel film yang diangkat dari komik laris sejak puluhan tahun lalu. Setttt...saya juga belum pernah baca komiknya.
Berbeda dengan Avangers sebelumnya. Kali ini semua tokoh hero buatan tampil. Mulai Captain Amerika, Hulk, Thor, Spiderman, Black Widow, Dr Strange, Vision dan masih banyak lagi.
Bedanya, kalau sebelumnya para tokoh itu selalu menang. Selalu digdaya. Dan selalu jadi pahlawan. Kali ini sebagian dari mereka tewas. Ada yang terbunuh. Ada yang hilang alias muksa menjadi debu.
Ini yang membikin penasaran. Akankah Marvel's berhenti memproduksi film serupa karena tokohnya sirna? Atau ganti tokoh baru? Ganti pahlawan baru?
Infinity War bercerita tentang seorang penguasa galaksi Thenos yang ingin menguasai jagat raya. Ia tokoh jahat. Yang tak segan membunuh siapa saja yang menghalangi niatnya.
Jahat dan tidak jahat di film ini multitafsir. Seperti multitafsirnya orang memahami agama. Niatnya sama-sama beragama. Tapi ada yang suka mengkafirkan. Ada yang lemah lembut dalam mengajak beragama.
Thanos sosok makhluk besar dan digdaya yang ingin berkuasa dengan cara kasar. Ia punya niat mulia: menyelamatkan jagat raya. Ia punya logika simpel untuk membuat keseimbangan alam: separo makhluk harus dimusnahkan. Niat mulia dengan cara salah.
Penguasaan alam disimbolkan dengan menguasai batu. Ya batu. Batu itulah yang menjadi sumber energi kekuatannya. Sayang, sebagian batu itu juga menjadi sumber kekuatan hero-hero lain.
Maka ia harus mengalahkan semuanya. Untuk mengumpulkan kekuatan dalam satu tangannya. Di satu tangan kirinya. Di jari-jari dan punggung tangan buatannya. Jari dan lengan kiri Thanos itulah kekuatannya.
Maka keseruan pertarungan Thanos dengan hero-hero itu berjalan sepanjang kisah dalam film tersebut. Animasi dan sinematografi yang digarap dengan apik membuat saya tak sempat terlelap hampir tiga jam.
Banyak pertanyaan usai menonton film ini. Mengapa harus 6 batu akik? Mengapa Dr Strange yang bisa membaca masa depan menyerahkan batu miliknya ke Thanos?
Saat bersemedi di mesin waktu yang menjadi wilayah kekuasaannya, ia melihat satu celah mengalahkan Thanos. Dalam terawangannya, ia yakin akan ada yang bisa mengalahkan Thanos.
Siapa dia? Kayaknya ini pintu masuk untuk serial Avanger berikutnya?
Lalu apakah para hero yang mati bisa hidup lagi? Bagaimana cara Marvel's menghidupkannya? Juga bagaimana dengan para hero yang mukso menjadi debu? Apakah mereka mukso (hilang) selamanya atau akan kembali saat Thanos ada yang mengalahkan kelak?
Yang pasti, saya setuju dengan banyak penonton lainnya. Yang melihat Avengers kali ini lebih manusiawi. Juga lebih menggugah banyak rasa penasaran.
Saya jadi pingin membaca versi komiknya. Sehingga bisa menyaksikan hiburan film hero yang diramu dengan permainan animasi dan teknologi tinggi.
Sebuah film khas Hollywood yang menyajikan banyak mimpi. Tapi juga tak lupa menyisipkan banyak nilai. Nilai-nilai kemanusiaan tentunya.
Dan yang paling penting, kayaknya batu akik bisa dapat momentum untuk kembali hits. Batu akik yang sempat menyihir jutaan manusia Indonesia.
Khususnya enam batu akik yang membuat Thanos begitu super digdaya. Sehingga bisa mengalahkan semua hero bikinan orang Amerika.
Hidup batu akik. Hidup Avangers. (arif afandi)