Autopsi Tak Ada Gas Air Mata, Penyintas: Saya Cium Bau Amoniak
Penyintas Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok masih meragukan hasil otopsi yang dirilis oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur (Jatim). PDFI Jatim menyatakan bahwa dari hasil autopsi tidak ditemukan kandungan gas air mata pada kedua putri Devi Athok.
Devi mengatakan bahwa dirinya masih yakin bahwa meninggalnya dua anaknya disebabkan oleh tembakan gas air mata. Sebab, saat membawa anaknya ke Rumah Sakit Wava Husada, masih tercium bau amoniak.
“Awal saya temukan di Wava Husada itu saya cium baunya amoniak sekali. Keluar busa. Busanya nempel di tangan saya itu tiga hari masih gatal. Dan dari anak saya, busanya terus ngalir warna hijau dan kuning. Mulutnya bau amoniak. Masak seperti ini karena terinjak-injak," ujarnya pada Kamis 1 Desember 2022.
Devi mengatakan bahwa kondisi jenazah kedua putrinya masih dalam keadaan utuh. Tidak mengalami patah tulang seperti yang disampaikan oleh PDFI Jatim.
“Kondisi keseluruhan masih utuh. Saya mandikan mulai saya lihat dari kuping, wajah, payudara, punggung, kemaluan, dubur sampai ujung kaki pun saya lihat,” katanya.
Diketahui, kedua putri Devi Athok meninggal saat Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, lalu atas nama Natasya Debi Ramadani, usia 16 tahun dan Naila Debi Anggraini, usia 13 tahun.
Proses autopsi pada jasad dua putrinya kemudian dilangsungkan oleh PDFI Jatim pada 5 November 2022, lalu di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Wajak, Kabupaten Malang.
Advertisement