Aura Wajah Nia Ramadhani Mengerikan 5 Bulan Konsumsi Sabu-sabu
Penangkapan Nia Ramadhani dan suami, Ardi Bakrie atas kasus penyalahgunaan narkoba membuat publik syok. Wajah ibu tiga anak itu jadi sorotan. Netizen tak percaya jika wajah artis yang dijuluki Si Nyonya Bos itu berubah pucat tanpa polesan make up.
Wajah perempuan 31 tahun itu juga terlihat begitu tirus dan menampilkan tulang pipinya secara menonjol. Dalam salah satu video di Insta Story tengah endorse belanja online dia terlihat senyum lemah sehingga ekspresinya nampak sendu. Mata juga tampak sayu.
Melihat wajah tersebut, banyak netizen yang mengaitkannya dengan efek narkoba yang dikonsumsi Nia Ramadhani. Berikut ulasan efek buruk penyalahgunaan sabu-sabu terhadap kesehatan tubuh hingga menghilangkan aura kecantikan wajah.
Narkoba Jenis Sabu
Sabu atau istilah medisnya Metafetamin. Obat stimulan ini memiliki efek adaktif yang tinggi. Menurut Drug Abuse, zat tersebut dilegalkan oleh lemabaga pengawas obat-obatan di Amerika (FDA), yang biasa digunakan untuk membuat obat terapeutik yang biasa diresepkan bagi penderita ADHA, narkolepsi, dan obesitas.
Zat yang ada dalam kandungan metafetamin hanya digunakan secara terbatas dan dengan persetujuan dokter, untuk itulah mengapa metafetamin akhirnya menjadi obat-obatan terlarang setelah sekian banyaknya kasus yang terjadi akibat penyalahgunaan melampaui dosis yang seharusnya.
Bahaya Penyalahgunaan Sabu-sabu
Memang benar jika kenikmatan yang ditimbulkan dari sabu-sabu dapat membuat orang merasa bahagia, namun kenikmatan itu hanyalah sementara justru akan menjadi jalan timbulnya berbagai penyakit yang dapat merusak tubuh, berikut di antaranya:
1. Membuat orang kecanduan
Secara dasar, efek kecanduan yang dirasakan oleh seseorang itu tidaklah baik karena merusak kesehatan, tak hanya itu, efek candu yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba juga akan membuat saraf pada otak menjadi terpengaruh dengan zat tertentu sehingga otak pun akan ikut kena dampak buruk penggunaannya.
Otak yang sudah terkontaminasi dengan zat itu akan mengeluarkan dopamin (hormon pengendali emosi), terutama di area yang berhubungan dengan reward, dan efek itulah yang akhirnya membuat penggunanya ingin memakai terus menerus.
2. Merugikan secara finansial
Efek dari kecanduan terus menerus, maka si pengguna akan terus menerus mencoba untuk mendapatkan benda tersebut terus menerus sekalipun harganya sangat mahal. Hal tersebut akhirnya bisa menurunkan tingkat keuangan secara drastis, terkadang ada pula yang mencoba untuk emndapatkan uang dengan cara kriminal guna mendapatkan narkoba, jadi rela melakukan apapun hanya untuk mengejar efek ketergantungan tersebut.
3. Infeksi berbahaya
Tak hanya menimbulkan efek kecanduan tetapi juga menimbulkan infeksi berbahaya yang mengancam tubuh, efek setelah menyuntikkan obat-obatan terlarang akan menimbulkan infeksi yang bisa saja dari jarum suntik yang digunakan, infeksinya berupa hepatitis A, hepatitis C, hingga yang paling berbahaya infeksi HIV/AIDS.
4. Perubahan pada tubuh dalam jangka pendek dan jangka panjang
Tak hanya menimbulkan efek penyakit dari dalam tetapi juga akan menimbulkan efek buruk bagi tubuh dalam jangka pendek, yakni nafsu makan berkurang, berat badan mengalami penurunan secara drastic, mengalami insomnia, memicu perilaku hiperaktif, membuat napas menjadi lebih cepat dan pendek-pendek, detak jantung lebih cepat dan tidak teratur, membuat tekanan darah dan suhu menjadi meningkat.
Sementara itu, efek jangka panjang yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba antara lain mengalami gizi buruk, mengalami kerusakan gigi, merasakan gatal parah hingga menimbulkan luka karena terus menerus digaruk, kelainan struktur dan fungsi otak, kehilangan memori (amnesia), mengalami kebingungan (linglung).
Efek lainnya yang ditimbulkan dari penggunaan sabu yang dapat merusak fisik dan penampilan, seperti kulit akan terlihat pucat dan kumal, penampilan fisik akan terlihat lebih berantakan, pergerakan menjadi lambat, kontak mata menjadi lebih buruk, berbicara terlalu lambat, menimbulkan rasa sakit pada kepala, dan kelelahan ekstrem.
Cara Mengatasi Kecanduan Sabu-sabu
Efek pemakaian sabu-sabu memang bisa hilang dalam beberapa minggu, tetapi si pemakai akan mengalami kecanduan hingga sakau. Jika sudah demikian maka akan sulit untuk diatasi. Dia pun butuh bantuan seperti menjalani pengobatan psikosis menggunakan obat-obatan antispikotik, menjalani pengobatan depresi yang berjalan lebih dari dua minggu dengan antidepresan, pengobatan gangguan kecemasan dengan obat penenang non-benzodiazepine.
Selain itu, si pecandu sabu-sabu bisa melakukan pengobatan mania yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan bantuan obat antimanik (lithium), mengkonsumsi obat tidur sesuai anjuran dokter hingga butuh pengawasan penuh terhadap kecenderungan bunuh diri.
Penyakit yang Mungkin Muncul Akibat Konsumsi Sabu-sabu
Dikutip dari Medical News Today, penggunaan sabu-sabu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung seperti nyeri dada, detak jantung abnormal, serta tekanan darah tinggi yang akan mengarah pada diseksi aorta akut, serangan jantung, atau kematian jantung mendadak bahkan ketika pertama kali seseorang menggunakannya.
Kandungan zat berbahaya yang terdapat dalam sabu juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kerusakan gigi dan gusi yang biasa disebut dengan "meth mouth" atau pembusukan gigi yang mengahruskan pengguna mencabut giginya.
Efek penggunaan sabu juga akan menimbulkan efek neurologis yang tak bisa hilang meskipun penggunanya berhenti menggunakan sabu, dan untuk penyakit jangka panjang yang dapat diderita oleh pengguna adalah penyakit parkinson yakni kondisi gangguan saraf yang akan memengaruhi saraf gerak.