Atasi Stunting, Mahasiswa UB Ciptakan Biskuit Berbahan Ulat
Empat mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya (UB), Malang membuat biskuit dengan bahan baku ulat. Biskuit tersebut dianggap mampu mengatasi stunting pada anak.
Keempat mahasiswa Fapet UB, tersebut yaitu Retno Nur Fadillah, Sularso, Yasri Rahmawati, Hendarto, dan Zuhdan Alaik. Biskuit dengan bahan baku ulat tersebut kemudian diberi merk Biskot.
Sularso, salah satu perwakilan mahasiswa mengatakan, angka stunting di Indonesia masuk dalam lima besar dunia dengan prevalensi sebesar 36 persen. Sementara, angka stunting dunia menurut catatan World Health Organization (WHO) pada 2014 sebesar 24,5 persen.
Untuk mengatasi hal itu salah satunya yaitu dengan treatment berupa konsumsi mealworm atau yang disebut dengan ulat Hong Kong.
"Ulat ini termasuk dalam ordo coleoptera yang merupakan ordo keempat, artinya paling banyak dikonsumsi manusia," ujarnya, Rabu 3 Maret 2021.
Dalam pengolahannya, kata Sularso, lebih dulu ulat Hongkong dicuci sampai bersih lalu dikeringkan dan dioven. Setelah itu, ulat tersebut dihaluskan menggunakan blender dan disaring airnya.
Selanjutnya ulat Hongkong yang sudah dihaluskan tersebut dicampur dengan adonan dari tepung terigu gula dan telur. Setelah tercampur kemudian dioven agar bisa dikonsumsi menjadi biskuit.
"Kandungan protein pada larva ulat hongkong cukup tinggi yaitu 47,44 persen dengan kadar lemak 21,84 persen. Serta asam amino berupa taurin sebesar 17,53 persen yang sangat dibutuhkan pada masa tumbuh kembang anak," katanya.
Inovasi berupa biskuit hasil karya mahasiswa UB tersebut mendapatkan penghargaan dari Asean Innovative Science Environmental and Enterprenuer Fair (AISEEF) 2021.
Gelaran tersebut diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA). Dalam ajang tersebut inovasi karya mahasiswa UB menyabet medali perak.