Atasi Limbah Masker, Mahasiswa ITS Gagas Zero Mask Waste Box
Pengunaan masker setiap hari sejak pandemi Covid-19 menimbulkan konsekuensi pada menumpuknya limbah masker sekali pakai.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dua mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia dan Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang Zero Mask Waste Box sebagai tempat sampah pengolahan limbah masker sekali pakai.
Rosalia Kurniasari, Ketua Tim, mengungkapkan bahwa ide ini berawal dari banyaknya masyarakat yang kurang mengetahui pengelolaan limbah masker sekali pakai.
"Tahapan pengolahan sampah yang rumit dan banyak menjadi salah satu penyebab masyarakat lebih memilih untuk membuangnya secara langsung tanpa dilakukan pengolahan. Hal ini dikhawatirkan menjadi media transmisi virus,” ujar Rosalia.
Rosalia menambahkan, permasalahan ini membutuhkan inovasi untuk limbah masker sekali pakai agar tidak bercampur dengan sampah domestik lainnya. Sehingga mereka menggagas pembuatan Zero Mask Waste Box.
Zero Mask Waste Box buatan timnya ini memiliki beberapa bagian, mulai dari bagian depan, bagian dalam, dan bagian dispenser untuk hand sanitizer. Pada bagian depan tempat sampah terdapat sensor sebagai alat pembuka tempat sampah untuk membuang masker agar lebih steril.
“Alat ini juga dilengkapi tombol-tombol untuk mempermudah pengolahannya,” ucap mahasiswi angkatan 2019 ini.
Sambung Rosalia, pada bagian dalam tempat sampah ini memiliki beberapa fungsi mulai dari pemotong limbah masker, penyemprot disinfektan, hingga penghisap potongan sampah.
Menurutnya, fungsi-fungsi tersebut diperuntukkan agar lebih memudahkan pengguna dalam mengelola limbah masker ini.
"Tempat sampah ini juga dilengkapi dengan tabung pembuangan sampah yang berfungsi sebagai tempat pembuangan akhir limbah masker yang telah diproses dan selanjutnya dapat diangkut oleh pengepul sampah," jelasnya.
Sementara itu, bagian dispenser hand sanitizer terletak di sekitar tempat sampah yang berfungsi sebagai fasilitas pemberian disinfektan untuk pengguna yang telah melakukan pemrosesan pada tempat sampah.
“Bagian ini juga dilengkapi dengan sensor yang dimaksudkan agar pengguna tidak menyentuh secara langsung alatnya, sehingga dapat meminimalisir penularan Covid-19,” terang gadis kelahiran Bojonegoro ini.
Rosalia mengharapkan konsep ide Zero Mask Waste Box tersebut mulai dari desain, sistem, hingga prosedurnya dapat digunakan untuk tempat sampah yang efektif untuk mencegah penularan virus.
Berkat kreativitasnya, gagasan milik Rosalia bersama rekannya, Avelyne Christianti ini berhasil menyingkirkan 80 tim lainnya dan menyabet juara pertama pada kompetisi yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Mekatronika, Universitas Trunojoyo Madura, beberapa waktu lalu.