Tangani ODGJ, Staf Dinsos Kediri Pakai Kemampuan Spiritual
Menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sedang emosi memang tak mudah. Selain harus bisa memahami karakter orang tersebut, cara-cara spiritual diklaim bisa ikut membantu menenangkan dari amukan.
Cara menangani ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) dengan menggunakan cara-cara spiritual ini kadang juga dilakukan oleh salah satu staf rehabilitasi tuna sosial Dinas Sosial Kota Kediri.
"Kadang ada keluarga pasien ODGJ ada yang mengabari jika si A ini sedang mengamuk di rumah. Karena saat itu, malam hari saya suruh untuk mengirim foto si A. Kemudian saya suruh bawah air putih sebagai perantara lalu saya berdoa dari rumah, meminta pertolongan kepada Tuhan. Berselang satu sampai dua jam, si pasien akan turun emosinya terdiam lalu tidur," terang Suwarno staf Rehabilitasi Tuna Sosial, Dinsos Kota Kediri.
Pria yang akrab dipanggil Mbah Warno ini menjelaskan, berdasarkan Ilmu Kejawen yang ia pelajari, sifat jiwa manusia terdiri dari empat warna. Jika salah satu warna ada yang berjalan tidak seimbang, maka emosinya bisa tak terkendali.
"Kalau ada salah satu warna sedulur papat yang tak terkendali, contohnya warna merah biasanya marah ngamuk. Tetapi kalau keempatnya berjalan seimbang, ya seperti kita ini," kata Mbah Warno.
Selama 10 tahun lebih bekerja, Mbah Warno punya banyak pengalaman menangani para ODGJ. Menurutnya jika pasien tersebut mengalami kambuh masalah kejiwaanya, gejalanya tak sama antar satu dengan lainnya. Bergantung dengan penyebab masalah kejiwaan orang tersebut. Kata Mbah Warno secara garis besar penyebab orang alami gangguan jiwa karena harta benda, cinta patah hati atau karena rumah tangganya sedang mengalami prahara.
"Makanya orang dengan gangguan jiwa kalau lagi kambuh, tak mesti sama. Ada yang ngomong banyak bercerita tentang harta, sebagian lainnya masalah gagal berumah tangga," katanya.
Menurut Mbah Warno orang dengan gangguan jiwa akan sulit untuk disembuhkan kalau dalam garis keturunan keluarga ada yang pernah mengalami. Atau dengan kata lain ada faktor keturunan dalam garis keluarga. Lain halnya dengan pasien yang mengidap gangguan jiwa lantaran terkena suatu permasalahan.
"Adanya genetika dalam keturunan akan menjadi sulit. Kalau masalah psikologis masih ada kemungkinan bisa disembuhkan tapi diperlukan pendampingan. Semua penyakit tergantung pribadinya masing masing. Terpenting ada keinginan untuk sembuh, serta ada dorongan motivasi dari pihak keluarga. Selebihnya harus minum obat secara teratur dan cara alternatif untuk menangkan jiwa, jadi harus berjalan seimbang, " kata Mbah Warno yang mengaku sudah memiliki bakat ilmu Kejawen sejak tahun 1983, saat masih sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Kemampuan spiritualnya itu , lalu ia praktikan untuk menolong pasien jiwa sejak empat tahun terakhir ini.
"Sebetulnya semua orang itu punya kelebihan, cuma keyakinanya kurang. Semua orang sama Gusti ditakdirkan memiliki kelebihan dan kekurangan," jelasnya.
Dinas Sosial Kota Kediri memiliki empat orang pegawai yang khusus menangani orang terlantar dan ODGJ. Ke empat pegawai tersebut terdiri dari satu kepala seksi serta tiga staf rehabilitasi tuna Sosial.
"Sekarang ini di Kota Kediri ada sekitar 483 orang penderita gangguan jiwa. Tugas kita meng-cover 3 wilayah Kecamatan," kata Mbah Warno.