Atasi Kekerasan, PSSI Masukkan Materi Pembinaan Karakter
PSSI membuat langkah penting untuk mengatasi berbagai persoalan di sepak bola Indonesia. Salah satunya dengan memberi pembekalan kepada para instruktur pelatih mengenai materi pembinaan karakter. Bekerja sama dengan federasi sepak bola Jerman (DFB) dan Australia (FFA), para instruktur mendapatkan serangkaian materi dan praktik yang dikemas dalam program Sport for Development ini.
Seperti diutarakan Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria, bahwa program ini akan dimasukkan ke dalam silabus materi kursus pelatih lisensi D di Indonesia. Dengan tujuan, dengan memberikan pendidikan karakter pada pemain muda, tidak hanya menjadikan mereka sebagai pesepakbola berkualitas, tetapi juga manusia yang baik.
"Setahun lalu kami bersurat ke AFC untuk meminta bantuan untuk mengatasi berbagai masalah di sepak bola Indonesia. Salah satunya terkait kekerasan, serta ketertinggalan Indonesia menyusul sempat terhentinya program PSSI akibat pembekuan. AFC merespons permintaan kami dengan memberikan partner juara dunia dan juara Asia, Jerman dan Australia," ucap Tisha, Sabtu 6 Oktober 2018 malam di Kota Batu.
Bertempat di salah satu hotel di kawasan Kota Batu, para instruktur pelatih mendapatkan pelatihan dari dua perwakilan yang ditunjuk oleh AFC itu. Nantinya, mereka akan memberikan pembinaan karakter kepada pelatih yang mengikuti kursus lisensi D AFC. "Kemudian mereka akan menerapkannya di kalangan akar rumput. Baik di tingkat sekolah umum maupun sekolah sepak bola (SSB)," terang Tisha.
Tisha sendiri menyebutkan, dalam menjalankan program ini, PSSI juga menggandeng Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang nantinya, guru-guru olahraga di sekolah-sekolah juga akan menguasai materi ini dan menularkan pada anak didiknya di sekolah.
"Kami juga membidik para siswa sekolah umum karena pembinaan karakter juga harus diterima muridnya. Sebab, jika guru olahraga hanya sebatas mengajarkan olahraga tanpa membekali pembinaan karakter, upaya ini kurang tepat sasaran," ujar Tisha.
Indonesia memang memiliki banyak kompetisi sepak bola di kalangan pelajar, baik di tingkat SD, SMP, hingga pesantren. Maka itu, penting bagi para guru di sekolah untuk memberikan materi ini kepada muridnya.
Sementara itu, Direktur Teknik PSSI Danurwindo. Baginya, pembinaan karakter penting bagi pemain usia muda. Sebab, di tangan mereka sepak bola Indonesia ke depan bergantung. Maka itulah, dibutuhkan pelatih yang memahami bagaimana cara mendidik pemainnya agar menjadi manusia yang baik dan berkualitas.
"Kami ingin para pelatih lisensi D bisa menciptakan pemain berkualitas untuk masa depan. Bukan hanya dari skill sepak bolanya saja, tapi juga dari segi mentalitas dan karakternya," harap pelatih Timnas Primavera ini.(Nas)
Advertisement