Atasi Kekakuan, Muhammadiyah Dorong Kader Perkaya Wawasan Budaya
Untuk menajamkan langkah tajdid, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar anggota, kader, mubaligh, dan pimpinan Muhammadiyah terus memperkaya wawasan kebudayaan.
Usaha ini dianggap penting agar anggota Persyarikatan tidak kaku dalam berinteraksi dengan kebudayaan apapun di Nusantara. Apalagi sampai menganggap bahwa kebudayaan yang sesuai dengan Islam hanyalah kebudayaan yang berada di daratan Arab atau Asia Tengah. Termasuk dalam soal cara berpakaian.
“Nah cara pandang seperti ini harus diperkaya agar tidak sempit wawasan tentang kebudayaan. Dan alhamdulillah sejak 2002 Muhammadiyah mengeluarkan konsep tentang Dakwah Kultural. Bacalah itu. Jangan langsung belum-belum apa, wah itu dakwah kultural itu membolehkan kembali bid’ah, tahayul dan khurafat. Siapa bilang? Enggak.
"Itu memperkaya pemahaman kita mana yang agama dan mana yang budaya, dan mana budaya yang cocok sejalan dan menjadi bagian dari aktualisasi beragama dan mana yang bertentangan,” pesan Haedar dalam forum daring LSBO, dikutip dari situs resmi muhammadiyah.or.id, Minggu 22 Agustus 2021.
Wawasan kebudayaan juga dianggap penting Haedar agar anggota Persyarikatan tidak terjebak oleh perdebatan maupun sentimen yang tidak objektif dari kelompok pengagung Barat atau pengagung Ketimuran.
“Yang kedua, dalam konteks alam pikiran, modern itu juga berbudaya dan bagian dari perspektif kebudayaan. Jangan sampai kalau kesan budaya itu masa lampau, tradisi. Tradisi itu budaya, bagian dari budaya tapi kemodernan itu juga bagian dari budaya,” ingatnya.
“Sekarang juga ada glorifikasi ketimuran bahwa Timur itu serba hebat. (padahal) Semuanya itu sebetulnya menjadi hebat ketika kebudayaan itu masuk dalam dimensi pengetahuan, dimensi kehalusan akal budi dan produk yang membawa kemajuan,” tegur Haedar.
“Nah orang Muhammadiyah mungkin perlu memperkaya pemikiran-pemikiran memahami tradisi, tapi juga harus lebih modern lagi. Modern itu tidak ada hubungannya apakah Barat ataukah Timur. Tradisi dan Modern ada di Barat dan ada di Timur,” tutur Haedar Nashir.
Advertisement