Atasi Banjir Surabaya, Eri ajak DPRD Cari Sebab di Hulu
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengaku, bukan perkara mudah untuk mengatasi masalah banjir. Pasalnya, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak lama namun masih tetap terjadi.
"Banjir iku tahun-tahun wingi wis banjir. Kami bersama DPRD akan cari penyebab di hulunya. Banjir ini tidak bisa diselesaikan dengan mudah karena Surabaya di bawah laut kalau banjir rob selalu terdampak, kemudian BMKG menyebut curah hujan 4 kali lipat lebih tinggi," ungkap Eri.
Satu-satunya cara untuk melihat, kata Eri, apabila banjir selesai dalam hitungan beberapa menit atau jam saat hujan selesai.
Untuk itu, ia mengatakan, upaya yang sudah dilakukan adalah pembuatan boezem di daerah Lontar, lalu pembuatan saluran dari Danau Unesa mengarah ke Kali Makmur. Termasuk di Ketintang Madya, tempat di mana rumah Eri Cahyadi sempat kebanjiran.
"Itu nang ngarep omahku, omahe walikota sek banjir. Sungai di Ketintang Madya ke Wonocolo itu sungai irigasi, sehingga kalau ada air, masuk ke sawah. Sekarang sawahnya jadi rumah, maka harusnya di balik yang awalnya mengalir ke irigasi, harus mengalir ke sungai," katanya menjelaskan penyebab banjir di sekitar rumahnya.
Ia lantas berencana akan membuat saluran irigasi atau got, yang akan mengalir ke Sungai Rolag. " Jadi tidak membebani sungai irigasi," ujarnya.
Saat disinggung terkait penyebab utama banjir lalu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengaku, akibat dari sampah yang masuk ke mesin pompa sehingga tidak bisa menyedot air.
Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang. Sebab, masalah sampah ini menjadi problem utama yang menyebabkan banjir di Surabaya.
Diketahui, banjir masih saja menjadi masalah bagi warga Kota Surabaya di setiap musim penghujan. Banjir terakhir, pada 30 Desember 2021 sejumlah ruas jalan yang tidak pernah tergenang, kini merasakan banjir. Di antaranya Jalan Basuki Rahmat, Jalan Sulawesi, Jalan Embong Wungu dan beberapa ruas jalan lainnya.
Alhasil, sempat terjadi kemacetan padat akibat banyak pengendara sepeda motor yang harus berhenti karena motornya mogok kemasukan air ke dalam mesin.
Advertisement