Atasi Banjir, Pemkot Surabaya Gencarkan Normalisasi Saluran Air
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bergerak cepat untuk mengatasi banjir yang dua kali terjadi dalam waktu delapan hari. Terakhir, banjir parah yang terjadi pada Jumat 7 Januari 2021.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan, saat ini telah menerjunkan satgas untuk melakukan pembersihan saluran air. Sebab, banyak kasus ada endapan lumpur atau ada tumpukan sampah.
"Memang di sana (saluran), problemnya yang kita temukan banyaknya utilitas yang ada di saluran yang menjadi kendala kita," katanya.
Menurutnya, banyaknya utilitas yang melintang mengurangi kapasitas saluran. Selain itu, utilitas juga berpotensi memberikan ruang gerak sampah untuk berhenti. "Makanya kami sekarang, yang pertama membersihkan dulu saluran. Kemudian menata utilitas yang ada di saluran," imbuhnya.
Meski demikian, Lilik menyatakan, sebenarnya saluran di pedestrian pusat kota, kapasitasnya sudah cukup menampung air saat hujan turun. Namun, karena banyaknya utilitas yang melintang, hal ini menjadikan hambatan yang cukup signifikan untuk aliran air.
Lilik menyebutkan, ada beberapa titik di pusat kota yang difokuskan untuk dilakukan pengerukan atau normalisasi saluran. Di antaranya, crossing saluran di Jalan Panglima Sudirman (Hokky Buah), Jalan Taman AIS Nasution, Jalan Embong Sawo serta brandgang di pusat kota.
Terkait kebutuhan penambahan pompa air, Lilik mengaku, belum memiliki rencana untuk melakukan penambahan. Sebab, berdasar perhitungan gravitasi yang digunakan dan dibuang ke Sungai Kalimas masih cukup mumpuni.
"Kalau belum bisa menampung, baru kita pikirkan untuk penambahan kapasitas pompa," ungkapnya.
Upaya lain rupanya tengah disiapkan pemkot untuk mencegah banjir, yakni dengan melebarkan inlet di brandgang Grahadi agar kapasitas pompa dapat menerima masukan air lebih besar lagi.
Di samping itu, Lilik menyebut, upaya lain yang sedang dikerjakan pemkot untuk mencegah genangan saat hujan deras adalah dengan memecah aliran air menjadi dua sisi. Pertama aliran air di sisi timur pusat kota akan langsung dibuang ke Sungai Kalimas.
"Sedangkan yang di pusat kota sebelah barat, tetap kita lewatkan Grahadi. Tapi dengan kapasitas inlet-nya di Grahadi kita besarkan," imbuhnya.
Di tahun 2022 ini, ia mengaku memiliki program untuk mengoneksikan Rumah Pompa Grahadi dengan Rumah Pompa Kenari. Bahkan rencananya, crossing saluran juga bakal dikerjakan di depan Hotel Inna Simpang. Ini dilakukan supaya saluran di pusat kota sebelah barat, dapat terkoneksi dengan Rumah Pompa Kenari.