Atasi Banjir, Pemkot Malang Realisasi Pelebaran Drainase di 2022
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bakal membuat peta drainase pada 2022 untuk mengatasi banjir di sejumlah titik yang ada. Pemetaan drainase tersebut dilakukan untuk bisa melakukan perbaikan terhadap drainase yang ada.
Proses perbaikan drainase berupa pelebaran akan dilakukan pada tahun depan karena sejumlah pos anggaran pada tahun ini mengalami refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19.
Proses pelebaran drainase pada 2022 tersebut bakal dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP), Kota Malang. Saat ini di Kota Malang panjang drainase existing mencapai 1.786 kilometer. Namun baru 1.499 kilometer yang tertangani.
”Bisa dibilang 80 persen, sehingga sisa 287 kilometer saja yang belum tertangani,” ujar Kepala DPUPRPKP Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi pada Kamis, 18 November 2021.
Dia mengatakan, sekarang proses pemetaan drainase pada 2022 masih perlu beberapa kajian seperti survei primer atau pemetaan lokasi drainase secara menyeluruh.
"Sebab beberapa dari drainase yang saling tersambung satu sama lain merupakan drainase lama dengan lebar kurang dari satu meter," katanya.
Selain memetakan sejumlah drainase, ujar Diah, pihaknya juga bakal memetakan saluran irigasi yang ada. Setelah proses itu dilakukan, maka akan diketahui kapasitas saluran irigasi yang menampung air hujan di Kota Malang.
"Pada 2022 mendatang, DPUPRPKP bakal memetakan dua jenis saluran irigasi. Yakni saluran Sengkaling kanan dan saluran Sengkaling kiri," katanya.
Diah mengatakan saluran irigasi Sengkaling kiri memanjang hingga Plaosan, sementara Sengkaling kanan mengarah ke Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki).
Untuk realisasi pelebaran drainase serta perbaikan irigasi pada 2022 nanti, ujar Diah, Pemkot Malang sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp2,5 miliar. Menurut Diah, besaran anggaran tersebut sebetulnya masih kurang.
”Sebenarnya anggaran itu masih kurang bagi kami. Tapi akan coba dimaksimalkan dulu daripada tidak sama sekali,” ujarnya.
Ditambahkan oleh Walikota Malang, Sutiaji, mengatakan, bahwa pada saat kejadian banjir beberapa waktu, ada salah satu titik drainase yang tidak berfungsi karena tersumbat oleh sampah.
"Ternyata setelah diperiksa, drainasenya tidak berfungsi. Sekitar 50 meter itu tertutup total oleh sampah dan sedimen," katanya.
Maka dari itu, ujar Sutiaji, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan juga diperlukan. Pemkot sendiri sudah melakukan edukasi melalui Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen yang ada di tiap wilayah Kota Malang.
"Memang masih perlu ada perubahan perilaku agar masyarakat tidak buang sampah sembarangan," ujarnya.
Advertisement