Atap Gedung Setan Surabaya Roboh Tersapu Hujan Badai, 61 Penghuni Dievakuasi
Atap gedung tua (gedung setan) di Jalan Banyu Urip Wetan, Surabaya roboh pada Rabu 18 November 2024 sore sekitar pukul 17.00 WIB. Robohnya atap gedung tersebut akibat hujan badai yang melanda Kota Surabaya.
Puluhan penghuni bangunan tua peninggalan zaman kolonial tersebut telah dievakuasi untuk sementara waktu ke tempat yang lebih memadai.
Camat Sawahan Amiril Hidayat menjelaskan bahwa kejadian terjadi setelah hujan deras melanda kawasan itu. “Sementara warga kami evakuasi ke balai RW, sebagian lainnya juga telah dijemput oleh keluarga masing-masing,” ujarnya.
Menurut data sementara, gedung tersebut dihuni oleh 60 jiwa atau 18 Kepala Keluarga (KK). Amiril mengungkapkan bahwa bangunan tersebut merupakan peninggalan sejak zaman kolonial Belanda dan tidak diketahui siapa pemilik sesungguhnya.
"Kami akan membantu proses evakuasi beberapa hari ke depan. Untuk warga yang tidak punya keluarga, akan kami pikirkan solusinya. Yang penting sekarang mereka aman dulu,” tambahnya.
Mengenai rencana perbaikan gedung, Amiril menjelaskan, pihaknya akan menyerahkan keputusan tersebut sepenuhnya kepada Pemerintah Kota Surabaya. “Bangunan ini bukan aset pemerintah, tapi warga menggunakan alamatnya untuk KTP. Sebagian dari mereka adalah warga asli Surabaya, sementara lainnya dari luar kota,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa bagi warga yang tidak memiliki tempat tinggal, pihaknya akan mengarahkan ke lokasi lainnya. “Kami akan koordinasikan agar mereka mendapat tempat tinggal yang layak,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, menjelaskan atap bangunan tersebut runtuh akibat kombinasi hujan deras dan usia bangunan yang sudah tua.
“Saat kejadian, tim kami segera merespons setelah menerima laporan. Kami melakukan evakuasi penghuni dan mendata kerusakan untuk memastikan tidak ada korban jiwa,” ujar Hebi.
Gedung dengan luas 20 x 20 meter tersebut dihuni oleh 9 KK di lantai 1 dan 9 KK di lantai 2. Selain atap lantai dua bangunan itu mengalami kerusakan parah, dua rumah yang terletak di dekat gedung juga terdampak, dengan bagian atap yang ikut ambrol.
Sebanyak 61 penghuni, termasuk lansia dan anak-anak telah dievakuasi ke Balai RW 6 untuk mendapatkan tempat tinggal sementara.
“Bangunan ini sudah tua. Saat ini, penghuni mengungsi sementara di balai RW dengan bantuan logistik yang telah kami siapkan,” tambah Hebi.
Pemkot Surabaya melalui BPBD pun langsung menyalurkan sejumlah bantuan dan logistik kemanusiaan bagi para pengungsi, antara lain 60 bantal dan selimut, 19 family kit dan 5 kidswear, 120 paket makanan siap saji, 20 paket sembako, serta tambahan gizi dan lauk pauk.
Selain itu, ada juga bantuan permakanan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi selama 10 hari. “Kami memastikan mereka mendapatkan permakanan sebanyak tiga kali sehari,” jelas Hebi.