Asyiknya Menikmati Keindahan Baru Jalan Tol Wilangan-Ngawi
Siapa bilang jalan tol baru tak ada asyiknya? Saya baru saja merasakan keindahan baru perjalanan karena adanya jalan tol. Kali ini ruas tol trans Jawa yang ada di Wilangan-Ngawi Jawa Timur.
Jalan Tol ruas Madiun-Ngawi ini belum lama diresmikan Presiden Jokowi. Bahkan, sampai sekarang ruas tol yang dibangun anak perusahaan PT Jasa Marga ini belum berbayar.
Inilah salah satu ruas bangunan jalan tol trans Jawa sepanjang 1.167 kilo meter. Bila semua ruas telah selesai pembangunannya, maka dar Merak di ujung Barat dan Banyuwangi di ujung timur Pulau Jawa akan tersambung dengan jalan tol.
Presiden Jokowi berjanji tol Trans Jawa ini akan tuntas 2019. Jika ini terjadi, maka untuk kali pertama kita punya jalur kedua trans Jawa. Sebelumnya kita baru punya Jalan Dandeles yang dibangun pemerintah Hindia Belanda.
Seperti namanya, jalan raya yang terbentang dari Anyer-Panarukan ini dibangun tahun 1800-an oleh Gubernur Hindia-Belanda Herman Willem Daendels. Ini artinya sekitar 200 tahun baru kita berhasil membangun jalur baru yang menghubungkan ujung barat dan timur pulau Jawa.
Selama ini, pemerintah Indonesia yang merdeka sejak 1945 hanya bisa merawat dan melebarkan jalan raya yang menghubungkan antar kota di pantai utara Jawa. Di jalur pantai selatan Jawa, sejak puluhan tahun itu juga sudah dirancang jalan raya baru. Tapi sampai kini belum jelas kapan selesainya.
Dalam hal membangun jalan tol, Indonesia sebetulnya menjadi pelopor di negara-negara Asean. Jalan tol Jogorawi yang pertama. Jalan tol ini dibangun tahun 1973. Banyak negara Asean yang belajar dari pembangunan tol ini.
Dengan lambatnya pembangunan ruas jalan baru trans Jawa, bertahun-tahun kita menyaksikan drama kemacetan setiap musim lebaran tiba. Kendaraan bermotor terus bertambah, ruas jalan berjalan di tempat. Belum lagi soal distribusi barang yang makin mahal karenanya.
Masalah kemacetan di musim mudik lebaran baru terurai beberapa tahu lalu. Ini setelah ruas tol Cikampek-Batang terselesaikan.
Tahun ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono berjanji tol trans Jakarta tersambung dan bisa dilalui. Meski sebagian ruas baru bisa fungsional. Belum beroperasi penuh.
Kembali ke tol Wilangan-Ngawi. Ruas tol ini merupakan bagian dari ruas jalan Tol Ngawi-Kertosono yang dibangun BUMN PT Jasa Marga. Panjangnya 49,5 kilometer. Pengelolanha PT Ngawi-Kertosono Jaya (NJK), anak perusahaan Jasa Marga.
Saya mencoba ruas jalan ini saat ada acara di Magetan. Sebetulnya, untuk menuju daerah itu tidak harus lewat jalur tol. Bisa ditempuh melalui Caruban-Madiun. Namun godaan untuk mencoba ruas tol baru lebih besar.
Jalur biasa tengah hutan Caruban inilah yng menjadi jalur utama bertahun-tahun yang selalu saya lewati. Mulai dari saat pakai bus Jogjakarta-Surabaya di awal tahun 2000-an sampai menggunakan kendaraan pribadi setiap mudik lebaran.
Beberapa tahun belakangan, jalur ini selalu menjadi horor sendiri setiap musim lebaran. Seringkali kemacetan mengular berjam-jam tak bisa dihindarkan. Berjam-jam bisa merambat untuk bisa melalui kawasan Caruban.
Nah, dengan jalan tol baru ini, horor setiap lebaran itu bisa dihindari.
Usai keluar Nganjuk dan masuk perbatasan dengan Madiun, pintu tol Wilangan bisa dilalui. Jalan tol ini menembus tengah hutan Caruban yang selama ini berkelok-kelok lewat jalan biasa.
Juga melewati kawasan sawah pertanian yang membentang hijau sepanjang jalan tol. Kanan kiri terlihat rindangnya pohon jati milik Perhutani dan hamparan hijau tanaman padi. Indah sekali.
Kendaraan yang lewat juga masih sepi. Sejumlah truk dan bus pariwisata yang sudah lewat jalur ini. Perjalanan malam hari lebih ramai. Banyak angkutan barang jarak jauh dan bus pariwisata mulai lewat jalan tol ini.
Ada dua pintu keluar jalan tol Wilangan-Ngawi. Selain gerbang tol Wilangan, ada gerbang tol Madiun di Dumpil-Balerejo dan gerbang tol Ngawi. Jika ingin ke Madiun, Ponorogo dan Magetanbisa keluar di Gerbang Tol Madiun.
Saya tidak memilih keluar gerbang tol Madiun. Sebab, selain ingin merasakan keindahan ruas tol baru, juga ingin lewat kawasan Maospati, kota kecamatan yang bertahun-tahun tidak pernah dilewati sejak ada jalan tembus Caruban-Ngawi.
Asyik...Perjalanan yang Caruban-Ngawi yang biasanya harus ditempuh 1.5 jam, kini bisa dicapai hanya dengan 35 menit. Belum lagi mendapat bonus keindahan alam sepanjang jalur tol baru ini.
Keluar tol Ngawi bisa langsung ke Maospati. Tapi jangan lupa mampir ke Gandu-Magetan. Inilah kampung kuliner yang sangat terkenal dengan ayam panggangnya. Jaraknya hanya 7 kilometer dari gerbang tol Ngawi.
Rasanya perlu di setiap gerbong tol dibangun desa wisata yang bisa menjadi jujugan setiap perjalanan panjang. Seperti kampung Gandu-Magetan yang terkenal dengan lekernya ayam panggang. (arif afandi)