Asuransi Tak Cair, Ibu ini 'Camping' di Kantor Bumiputera Jombang
Klaim asuransi Beasiswa Berencana sebesar Rp120 juta tidak bisa dicairkan, seorang ibu rumah tangga di Jombang mendirikan tenda di depan Kantor Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera Jombang. Ibu rumah tangga ini mendirikan tenda di depan kantor asuransi sebagai bentuk protes ke Kantor Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera Jombang.
Sosok ibu rumah tangga tersebut ialah Fitria Cahyarani, 40 tahun, warga Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang. Ia mengaku sudah menunggu selama tiga tahun, agar asuransi bisa dicairkan.
Sejak kemarin Senin 24 Mei 2021, ibu empat anak ini sendirian menduduki kantor AJB Bumiputera Jombang untuk menuntut haknya yang seharusnya ia dapatkan. Dengan membawa kertas bertuliskan nada protes dan kecewa, Fitria tetap teguh pada pendiriannya.
"Kalau ditanya mengapa saya melakukan aksi ini, alasannya karena saya mengajukan pencairan dua jenis klaim, totalnya Rp 120 juta. Yaitu asuransi Beasiswa Berencana sebesar Rp 70 juta harusnya diterima pada tanggal 1 Juni 2020 sama Dwiguna Prima atas nama suami saya sebesar Ro 50 juta yang harusnya diterima 1 Juni 2018," katanya saat ditemui wartawan pada Selasa 25 Mei 2021.
Dengan total nominal tersebut, ia mengaku saat dana cair akan digunakan untuk kebutuhan biaya sekolah empat anaknya. Untuk polis beasiswa setiap tiga bulan Rp 1 juta selama 17 tahun, sedangkan Dwiguna Prima setiap tiga bulan sekali Rp 600 ribu selama 15 tahun.
Namun, bak petir disiang bolong, apa yang diharapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Selama 2017 dirinya menunggu, tapi biaya asuransi tidak bisa dicairkan.
"Dulu pencairan bisa dilakukan pada 14 hari kerja dan masuk ke rekening. Tapi sekarang tidak. Saya sudah sering menanyakan ini, ke wilayah, juga ke OJK Kediri (Otoritas Jasa Keuangan)," katanya.
Selama 2017, klaim tersebut sering ia pertanyakan. Namun, pihak Bumiputera hanya memberi jawaban bahwa Fitria harus bersabar.
"Saya tahu informasi bahwa biaya asuransi tidak bisa dicairkan dari media sosial Facebook, karena di sana ada satu grup korban Bumiputra juga sama dengan saya jadi bukan dari pihak Bumiputera. Semacam surat pemberitahuan kepada nasabah pun tidak ada," bebernya.
Hal itulah yang membuat Fitria kecewa. Terlebih ia punya empat anak yang harus dibiayai sekolahnya. Mulai dari yang masih kecil di tingkat SMP sampai anak pertama yang harusnya sudah masuk kuliah.
"Imbasnya biaya sekolah anak saya nunggak, dan anak pertama yang harusnya kuliah ya saat ini memilih bekerja," katanya.
Agar tuntutannya didengar, Fitria sampai membuat tenda di depan halaman kantor AJB Bumiputera Jombang, kertas protes yang sebelumnya ia jejer di halaman kini ia ikat dengan penjepit kertas dengan tali yang terikat di batang pohon.
Dari aksi tunggalnya ini, Fitria mengaku diberikan izin oleh Polres Jombang hanya sampai Jumat 28 Mei 2021. Jika sampai akhir tuntutannya belum juga didengar, ia akan tetap menyuarakan aspirasinya, demi keluarga dan nasabah lain.
"Diberikan izin hanya sampai tanggal 28 saja. Harap saya yah bisa secepatnya cair agar kebutuhan sekolah anak saya bisa terpenuhi," katanya.