Astaghfirullah...Jenazah itu Terguling Saat Dibawa ke Pemakaman
Ini kisah nyata. Dua kematian semalam di sekitaran perumahanku, Pesona Permata Ungu, Krian, Sidoarjo. (Pagi ini, Minggu, tambah satu lagi).
Salah satu dari keluarga almarhum yang rumahnya di belakang rumahku ingin memakamkan malam itu juga, Sabtu malam. Banyak tetangga yang enggan mengantar ke pemakaman. "Ini kan jam 12 malam, apa gak bisa besuk pagi saja?" Lalu satu persatu mundur pulang.
Maka tengah malam itu juga diberangkatkanlah jenazah, laki-laki berusia sekitar 52 tahun, ke makam hanya diantar kurang lebih 15 orang. Iupun sebagian naik sepeda motor langsung menunggu di makam.
Saya mengikuti keranda dengan bersepeda motor. Maaf, karena letak makam cukup jauh.
Kereta keranda didorong lima orang, itupun dari pihak keluarga. Saat tiba di tikungan jembatan yang menanjak, kereta didorong lebih cepat. Maksudnya agar lebih ringan saat naik tanjakan. Lalu grobyak.. keranda terguling. Pentup keranda lepas, dan sang mayat terguling di jembatan.., Astaghfirullah.
Spontan segera saya parkir motor yang agak menghalangi jalan untuk membetulkan keranda. Sedang di jalan orang yang lewat hanya menonton. Dan ada sekelompok pemuda dari kampung lain juga hanya menonton... Astaghfirullah
Nyaris semua prosesi pemakaman mulai memandikan mengkafani dilakukan oleh pihak keluarga. Di pemakaman para pelayat hanya berdiri agak jauh dari makam. Astaghfirullah.
Saya hanya tertegun melihat masyarakat menjadi paranoid seperti ini. Saya tidak menyalahkan mereka, bahkan memaklumi, karena saya juga demikian.
Kalau hendak pergi melayat, anak dan istri saya selalu mengingatkan. "Jangan lupa pakai masker dobel. Jangan bersalaman, jangan mendekat". Astaghfirullah..
Doaku, semoga saudara, sahabat, kawan terhindar dari penyakit ini, dan wabah segera lenyap dari negeri ini. Aamiin. (Kar)
Advertisement