Assyifa Mengajak Anak Yatim Tersenyum Jelang Akhir Ramadhan
Ratusan anak yatim piatu terlihat gembira dan menyampaikan syukur. Itu ketika menerima bingkisan sembako dari Majelis Dzikir Assyifa Budi Raya Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Kamis 30 Mei 2019.
Bingkisan berupa beras, gula, kue, sirup, kecap mie instan seragam, dan sejumlah uang. Tentu saja, hal itu mempunyai arti penting bagi anak anak yatim, menjelang lebaran. "
Alhamdulillah, senang sekali dapat bingkisan, bisa untuk lebaran," tutur seorang penerima bingkisan bernama Devy dengan lugu.
Devy yang sekarang mengnjak usia 7 tahun menjad yatim ketika masih berusia 5 tahun. "Ayah meninggal karena sakit," kata Devy.
Bingkisan yang diterimanya itu terlalu berat buat anak seukuran Devy. Untuk membawanya pulang dia harus minta bantuan kakaknya.
Pendiri Majelis Dzikir Assyifa, Teguh Widada mengatakan tidak menyangka perhatian donatur terhadap santunan anak yatim ini begitu besar meskipun hanya disampaikan melalui pesan singkat. Sembako, kue, gula yang dibagikan ini mengalir bagai air.
"Bingkisan untuk anak yatim kali ini, isinya paling banyak dibanding sebelumnya, karena donstornya makin banyak. Bahkan seorang ibu, Sisnilasari membelikan seragam anak yatim putra putri yang menerima satunan hari ini," kata Ketua Majelis Dzikir yang biasa disapa Pakde.
Menurut Pakde, ada kebahagian yang jarang ditemui dan dirasakan seseorang. Kebahigiaan itu adalah ketika melihat orang lain gembira karena diberi sesuatu.
"Kebahagiaan semacam itu hanya bisa dirasakan oleh orang peduli terhadap sesama, suka menyantuni anak yatim dan orang kurang mampu," katanya.
Dia menyebut yang menyumbang ini adalah pasiennya, di bidang pengobatan tradidional. Dan modalnya adalah kepercayaan dan mohon ridho Allah swt.
Salah seorang donatur Ny Sisnilasari, kepada ngopibareng.id menuturkan bahagia sekali bisa menjadi bagian dari santunan anak yatim ini. Sebagian rezeki yang disumbangkan tidak hilang sia-sia, Allah mengembalikannya dalam jumlah yang lebih besar.
Ibu Nila nampak beberapa kali menghapus air matanya ketia bersalaman dan mengusap kepala anak yatim dengan kasih.
"Mudah mudah saya tidak tergolong orang yang mendustakan karena tidak peduli terhadap orang miskin dan anak yatim," kata Nila yang memaksakan datang meskipun baru keluar dari rumah sakit. (asm)