Asosiasi Sepak Bola Ghana Akhirnya Bubar Gara-gara Skandal Suap yang Dibongkar Seorang Jurnalis
Ghana memutuskan untuk membubarkan asosiasi sepak bola nasionalnya sehari setelah sejumlah pejabat, termasuk presiden asosiasi, terlihat di film dokumenter mengenai penyuapan, kata menteri informasi pada Kamis 7 Juni kemarin.
Film dokumenter berdurasi dua jam itu, "When Greed and Corruption Become the Norm" dibuat oleh pewarta yang menyamar, Anas Aremeyaw Anas. Film tersebut telah diketahui pihak yang berwenang pada bulan lalu, sebelum kemudian disiarkan ke publik untuk pertama kalinya pada Rabu lalu.
Sebelumnya, Anas Aremeyaw Anas yang jurnalis berjanji akan melanjutkan pekerjaan rahasia meskipun mendapat ancaman pembunuhan. Dia tetap akan melakukan investigasi untuk membongkar dugaan korupsi yang menggurita di sepak bola negaranya.
“Saya tidak takut dan saya tidak akan terintimidasi. Saya mempertahankan fokus saya dan saya tidak akan terdistraksi,” kata jurnalis yang bernama Anas Aremeyaw Anas itu kepada AFP hari Selasa 5 Juni. Dia menegaskan apa yang dilakukan adalah untuk kepentingan bangsa.
Anas, yang sebelumnya membeberkan korupsi di pengadilan dan merahasiakan identitasnya, mengatakan dokumenternya yang baru, akan dirilis pada beberapa hari ini, yang membongkar mafia dan korupsi sepak bola. Dalam wawancara dengan beberapa media Anas selalu menutup wajahnya, kadang dengan jaring yang terbuat dari logam.
Ketika dokumentasi Anas itu akhirnya benar-benar dirilis, maka berbuntut bubarnya asosiasi sepakbola Ghana.
Presiden Asosiasi Sepak Bola Ghana (GFA) Kwesi Nyantakyi tidak merespon permintaan-permintaan meminta komentar. GFA mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan penyelidikan apapun yang dilakukan.
Nyantakyi, yang juga anggota Dewan FIFA, badan legislatif organisasi sepak bola dunia itu, terekam sedang berada di kamar hotel untuk menerima suap sebesar 65.000 dolar dari seorang pengusaha yang ingin mensponsori Liga Sepak Bola Ghana.
Menteri informasi Mustapha Abdul-Hamid mengatakan dalam pernyataannya bahwa pemerintah marah dan terkejut dengan isi film dokumenter itu, dan akan menyerahkan pihak yang dicurigai kepada polisi untuk diperiksa.
"Dengan melihat luasnya kebusukan yang melibatkan para pejabat papan atas GFA, para pejabat, komisioner pertandingan, adiministrator dan para wasit NSA (Otoritas Olahraga Nasional), pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah cepat yakni membubarkan GFA," tuturnya.
Ia mengatakan pemerintah akan segera mengumumkan pendekatan-pendekatan sementara terhadap aktivitas-aktivitas sepak bola sampau asosiasi baru dapat dibentuk, demikian seperti dilansir Reuters. (nis/afp/rtr)