Asinan Betawi Menyegarkan Stamina Setelah Sehari Berpuasa
Asinan Betawi bagi masyarakat daerah lain, mungkin mungkin masih terdengar asing. Tapi setelah menikmati asam manis dan segarnya kuliner khas Jakarta ini, pasti ketagihan.
Bagi masyarakat Jakarta, Asinan merupakan salah satu menu andalan. Kurang pas kalau dalam acara keluarga tanpa kuliner yang satu ini.
Asinan Betawi ini bahannya terbuat dari sayuran seperti tauge, kol, selada, timun dan juga tahu putih yang seluruhnya masih mentah, serta kacang tanah yang sudah digoreng, lalu disiram dengan kuah kacang yang sedikit kental dan beraroma cukak. Sebagai pelengkap, ditambahkan kerupuk mie kuning dan kerupuk merah yang renyah.
Meskipun terbuat dari bahan yang sama, rasa tidak bisa berbohong, tentu berbeda beda, tergantung kokinya.
Di Jakarta, ada bebarapa tempat yang menjadi langganan atau favorit penggemar Asinan. ngopibareng.id sempat mengintip dapur Asinan Betawi Hj Asymuni di
Jalan Pisangan Baru Matraman, Jakarta Timur.
Pengelola Asinan, Asymuni H Nurdin, mengatakan, ia membuka usaha Asinan ini selama 48 tahun, sejak 1978. Meskipun ada kesamaan dengan nama pelawak Srimulat Asmuni, tapi tidak ada hubungannya. Kebetulan namanya sama dengan almarhum ayahnya.
Nurdin sebelumnya berdagang gado-gado, koredok, sedangkan asinan hanya sebagai tambahan.
Ternyata, dari semua menu itu, justru Asinan yang laris. Sejak itu fokus pada Asinan Betawi menjadi menu andalannya.
Omset penjualan di bulan puasa ini pun luar biasa, mencapai 5000 sampai 6000 bungkus/hari.
Ia hanya melayani dalam kemasan, tidak menyediakan tempat makan semacam warung seperti di tempat lain. Alasannya tidak mau ribet, mengingat lokasinya di gang kecil yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
"Tidak perlu bikin warung, begini saja sudah kewalahan dan pembelinya harus antre cukup panjang," kata H Nurdin.
Ia menyebutkan, bahwa jumlah pembeli di bulan puasa meningkat pesat. Untuk melayani ia mempekerjakan 60 karyawan musiman dari Banjarnegara, dengan tugas yang berbeda. Ada yang ngurusi sayur, masak kuah, kerupuk dan bagian pengepakan. Khusus untuk melayani pembeli, ditangani langsung oleh istri dan anak anaknya.
"Karena berkaitan dengan uang ditangani sendiri oleh keluarga untuk menghindari fitnah," ujar Nurdun.
Asinan H Asymuni/Hj Tati, satu kantung plastik dibanderol Rp 12 ribu, cukup untuk menyegarkan tenggorokan setelah seharian berpuasa. Selamat mencoba! (asm)
Advertisement