Asian Para Games Ramah untuk Disabilitas
Perhelatan Asian Para Games 2018 dipastikan ramah terhadap penyandang disabilitas. Selain venue yang punya fasilitas lengkap, tiket pun digratiskan untuk kaum difabel.
Pesta olahraga Asian Para Games 2018 bakal dibuka secara resmi pada 6 Oktober mendatang. Persiapannya terus dipantau Presiden Joko Widodo. Bahkan, Presiden memimpin langsung rapat terbatas untuk membahas persiapan Asian Para Games 2018, Jumat (7/9) pagi. Lokasinya di Istana Kepresidenan Bogor.
“Saya minta momentum kesuksesan Asian Games yang telah kita raih, dilanjutkan kembali pada penyelenggaraan Asian Para Games,” ujarnya.
Presiden meminta Indonesia kembali menjadi tuan rumah yang ramah. Seperti yang dilakukan pada Asian Games lalu. Sebab 42 negara Asia akan ambil bagian di Asian Para Games.
“Kita ingin menjadi tuan rumah yang baik serta memberikan pelayanan yang maksimal bagi kurang lebih 2.888 atlet dan 1.826 ofisial yang akan berpartisipasi di 18 cabang olahraga di Asian Para Games,” ujarnya.
Presiden meminta akses bagi disabilitas gratis dan ramah. Karenanya, mantan Walikota Solo itu juga memastikan kesiapan lokasi pertandingan, transportasi, wisma bagi para atlet, dan teknis pelaksanaan.
“Saya minta akses gratis bagi penyandang disabilitas untuk menonton pertandingan Asian Para Games,” kata Jokowi.
Secara prestasi, Ketua National Paralympic Committee (NPC) Senny Marbun mengatakan, Indonesia mengincar posisi enam besar di ajang ini. Atau setidaknya mendapatkan 17 emas dari 18 cabang yang dipertandingkan. Atau dari total 568 emas yang disiapkan.
"Kami bukan gak pede tapi juga gak mau sombong. Di SEA Games Myanmar kami persiapan 6 bulan dapatkan 3 emas. Di Malaysia kemudian juara umum. Di APG, lawan kami berat-berat. Dengan persiapan delapan bulan sejak Januari, kami yakin bisa menembus 6 besar dengan 16 atau 17 emas tapi saya yakin target ini akan meleset ke atas," tegas Senny Marbun.
Senny juga sudah memetakan cabang-cabang yang menjadi andalan untuk meraup emas. Yaitu atletik, bulutangkis, renang, tenis meja, powerlifting, dan sepeda.
"Tapi saya pesan kepada atlet, jangan terbebani dengan target. Karena, itu bisa membuat atlet kalah sebelum bertanding. Kami sadar, ini event besar karena juga untuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Nomor gak bisa diakali. Semoga prestasi gak terpuruk. Bisa posisi 6 atau 7 atau naik dua atau tiga peringkat sudah bagus dari APG sebelumnya," ucapnya.
Asian Para Games baru dua kali dilaksanakan. Yaitu tahun 2010 dan 2014. Dari dua pelaksanaan itu, prestasi Indonesia terus meningkat.
Di Asian Para Games 2010, Indonesia berada di peringkat ke-14 dengan modal 1 emas, 5 perak, 5 perunggu. Empat tahun kemudian, Indonesia melesat ke peringkat sembilan dengan 9 emas, 11 perak, 18 perunggu.
Yang menarik, di Asian Para Games, satu atlet bisa turun sampai tiga nomor.
Ketua Panpel Asian Para Games (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari menjelaskan, APG harus bisa menjaga euforia olahraga yang sudah tercipta di Asian Games 2018. Sebagai langkah awal untuk menciptakan euforia, INAPGOC melakukan torch relay ke sejumlah daerah.
Setelah diawali di Solo, Obor kemudian diterbangkan ke Ternate pada 9 September untuk dikirab. Dipilihnya 9 September karena bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diperingati di Ternate.
"Kemudian di bawa keliling Indonesia, setelah Ternate pada 12 september ke Makasar, 16 September di Bali, Pontianak (19/9), Medan (23/9), Pangkal Pinang (26/9) dan Jakarta 30 September," tuturnya. (*)
Advertisement