Asian Para Games 2018 Jadi Pembukti Indonesia Ramah Disabilitas
Ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Para Games 6-13 Oktober 2018 membuktikan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang ramah disabilitas.
Direktur Media Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Commitee (INAPGOC) Ashagindo Fahreza Nasution di Medan, Minggu, mengatakan, Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang terpilih untuk menyelenggarakan Asian Para Games, dan kesempatan itu menjadi salah satu implementasi dari UU 8 tahun 2016 mengenai penyandang disabilitas.
Melalui momen itu, Indonesia memiliki kesempatan untuk membuktikan diri untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat.
Dengan slogan "The Inspiring Spirit and Energy of Asia", APG 2018 hadir dengan empat misi yakni determination, courage, equality dan inspiration.
Keempat misi itu diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan baik fisik mau pun mental.
Selain itu, ajang empat tahunan sekali ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat serta menjadikan aksi para atlet penyandang disabilitas sebagai sumber ispirasi dan motivasi.
Slogan yang kuat juga didukung dengan kehadiran sebuah maskot bernama Momo (Motivation and Mobility) yang mengambil inspirasi dari Elang Bondol.
Sebagaimana penyelenggaraan Asian Games 1962 yang meninggalkan warisan berupa komplek Gelora Bung Karno Senayan, ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah APG 2018 juga juga diharapkan dapat meninggalkan warisan, baik fisik mau pun nonfisik.
Dari sisi fisik, fasilitas olahraga yang memenuhi syarat aksesibilitas penyandang disabilitas diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi siapapun dengan kondisi apapun untuk berolahraga.
Dari sisi nonfisik, warisan-warisan yang ingin ditinggalkan dan dilestarikan adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga khusus penyandang disabilitas, pemahaman tentang isu-isu disabilitas secara umum, serta pentingnya partisipasi aktif dan lingkungan yang berempati bagi semua kalangan masyarakat. (hrs)