ASI dan Imunisasi PVC Pencegahan Utama Pneumonia pada Anak
Dalam beberapa tahun terakhir pneumonia atau radang paru, menjadi penyumbang angka 17 persen dari 5,6 juta kematian bayi (balita) di seluruh dunia. Pneumonia juga menduduki urutan kedua penyebab kematian bayi di Jawa Timur.
Hal ini disampaikan oleh dr. Dini Adityarini, SpA spesialis tumbuh kembang anak dalam acara talkshow bertema 'Imunasi: Sebuah Investasi dan Gaya Hidup Kekinian' yang diselenggarakan oleh Jurnalis Sahabat Anak (JSA), Sabtu, 7 Desember 2019.
"Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pheumoniae. Penularannya bisa melalui bersin, berbicara dan batuk," ujar dr. Dini Adityarini, SpA yang setiap harinya melakukan praktek di RSIA Kendangsari Merr.
Menurut Dini, untuk pencegahan pneumonia pemberian Air Susu Ibu (ASI) di usia 0 sampai 2 tahun sangat penting.
"ASI akan memberikan proteksi pada tubuh dan juga usus. Bakteri pertama kali akan masuk ke usus, baru menyebar ke seluruh tubuh. Kalau usus anak sudah terproteksi dengan ASI, tentu bakteri tersebut tidak dapat menembusnya," jelas Dini.
Setelah memberian ASI, pencegahan juga harus disokong dengan melakukan imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC) yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Imdonesia (IDAI).
Lanjut Dini, imunisasi PVC memang belum termasuk imunasasi yang di subsidi oleh pemerintah. Tapi imunisasi ini rekomendasi wajib yang harus dilakukan untuk pencegah pneumonia pada anak.
"Imunisasi ini dilakukan 4 kali di rentan usia 0 sampai 2 tahun. Bila sudah memberikan ASI dan melakukan imunisasi PVC kemungkinan terkena pneumonia akan sangat kecil karena tubuh anak terproteksi dengan baik," terangnya.
Kata Dini, bila dua hal ini menjadi konsen negara maka sekitar 800 ribu kematian anak dibawah usia 5 tahun bisa dicegah.
Untuk diketahui adapun gejala pneumonia, ungkap Dini, adalah batuk, pilek, demam disertai meningkatnya frekuensi bernapas anak.
"Bila hal ini terjadi selama tiga hari, sebaiknya langsung periksakan ke dokter. Apalagi demam tiga hari tidak turun-turun langsung bawa ke dokter," pungkasnya.
Advertisement