ASDP Ketapang Siapkan 3 Skenario Operasi Kapal Angkutan Mudik
Operator Pelabuhan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk menyiapkan 3 skenario pengoperasian kapal dalam pelaksanaan angkutan mudik lebaran.
Penyiapan tiga skenario ini untuk mengantisipasi adanya lonjakan pengguna jasa penyeberangan pada musim mudik kali ini. Sebab pemerintah sudah memberikan kelonggaran untuk perjalanan dalam negeri di masa pandemi ini.
General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Hasan Lessy menyatakan tiga skenario pengoperasian kapal penyeberangan tersebut disesuaikan dengan jumlah pengguna jasa penyeberangan. Tiga Skenario itu adalah Normal, Padat dan Sangat Padat. “Kalau normal seperti biasa,” jelasnya, Jumat, 22 April 2022.
Untuk Skenario Padat, menurutnya akan dilakukan penambahan trip kapal dan juga penambahan jumlah kapal penyeberangan yang beroperasi. Jika skenario Padat ini masih belum bisa mengakomodir para pemudik maka akan dilakukan skenario Sangat Padat.
“Sangat padat berarti kapal-kapal besar yang kita operasikan dan tidak menunggu jadwal. Semua full (muatan) berangkat full berangkat,” tegasnya.
Selama musim mudik lebaran ini disiapkan sebanyak 48 Kapal Penyeberangan di lintasan Ketapang-Gilimanuk. Dari 48 kapal ini, saat ini empat kapal sedang dalam proses docking. Namun empat kapal ini dipastikan siap beroperasi pada musim mudik lebaran. “Pada kondisi normal ada 28 Kapal yang kami operasikan,” tegasnya.
Untuk mendukung kelancaran angkutan lebaran, ASDP Ketapang bersama instansi terkait juga menyiapkan tug boat. Untuk penyediaan tug boat ini, ASDP berkoordinasi dengan Pelindo. Tug boat ini, kata Dia, difungsikan apabila ada kapal yang gagal sandar sehingga menghambat dari kapal lain yang hendak sandar di dermaga.
“Atau ada accident di laut sehingga menghambat keluar masuk kapal. Tug boat untuk menarik dari posisi masuknya kapal ke dermaga,” tegasnya.
Selain itu, dari Basarnas Banyuwangi dan Pangkalan TNI AL Banyuwangi juga menyiapkan kapal untuk memastikan keselamatan pemudik. Kapal-kapal ini akan melakukan patroli dan pengawasan di jalur lintasan kapal.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Satpel BPTD Ketapang, Rocky M Surentu menyatakan, jika sewaktu-waktu terjadi peak season maka waktu bongkar muat akan dipercepat. Begitu penuh kapal langsung diberangkatkan.
Dia menjelaskan, pada kondisi normal waktu bongkar muat Kapal Penyeberangan adalah 33 menit. Itu sudah termasuk dengan pengurusan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Nah, jika terjadi peak season makan waktu bongkar muat akan dipangkas.
“Paling cepat kalau kita maksimalkan bisa 28 menit, kita kurangi lima menit. Tergantung pemuatan. Namun keselamatan kita utamakan. Dalam hal ini keselamatan yang paling penting,” tegasnya.