Asal Mula Nama Kempot
Nama aslinya Prasetyo, ditambah dengan nama Dionisius, jadilah Dionisius Prasetyo. Tapi mengapa kok malah ngetop jadi Didi Kempot? Tentu ada ceritanya.
Jauh sebelum Didi Kempot ngetop dan kemudian oleh kaum muda dijuluki The Godfather of Broken Heart, penyanyi ini memulai karier sebagai musisi jalanan. Nama Kempot yang tersemat di namanya punya hubungan dengan asal-usul perjalanan musiknya.
"Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat jadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar," cerita Didi suatu saat kepada wartawan. "Dari Kelompok Penyanyi Trotoar yang disingkat Kempot itulah kemudian ditambahkan ke nama panggilan saya, Didi. Jadilah Didi Kempot. Ya sudah, apalagi kata orang pipi saya juga kempot, jadi cocoklah nama itu," ceritanya.
Maestro campursari ini lahir dari keluarga seniman. Ayahnya adalah Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah. Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya adalah Mamiek Prakoso, pelawak yang tenar lewat grup Srimulat.
"Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional," ucap dia.
Dia meyakini jalan yang dipilih bisa menghidupinya setelah berkaca dari apa yang ia rasakan sendiri. Bila kakaknya mengambil jalur lawak, Didi meneruskan apa yang telah ditempuh sang ibu dan membanggakan kedua orangtua.
Nama Didi Kempot tenar di negara Suriname dan Belanda, bahkan dia beberapa kali memenangi anugerah musik nasional di Suriname. Lagu Cidro menjadi awal kepopulerannya di negara Amerika Selatan bekas jajahan Belanda itu.
"Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya Cidro, di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu lalu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali."
Belasan kali penyanyi bernama lengkap Dionisius Prasetyo ini bolak-balik ke Suriname untuk manggung. Komunitas Jawa di Suriname mencapai 15 persen dari total populasi.
Namun, menurut Soewarto Moestadja, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Suriname pada 2013 lalu, musik Didi tak cuma populer di komunitas Jawa, melainkan orang-orang Suriname yang memang penggemar musik campur sari serta keroncong.
Ia tak menyangka mantan pengamen jalanan bisa diterima oleh pendengar di Eropa dan Amerika Selatan. Namun yang lebih membanggakan bagi Didi adalah kini dia bisa menggelar konser akbar di kampung halamannya sendiri. (ant)
Advertisement