Asal Mula Kelompok KKB Papua dapat Senjata Api Standar NATO
Sebanyak 31 pekerja proyek pembangunan jembatan Kali Yigi dan Kali Aorak yang ada di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua ditembak mati kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kagoya.
Dari pantauan polisi, Egianus Kagoya dan anak buahnya diperkirakan saat ini memegang 20-25 senjata api milter berstandar NATO.
Lantas darimana kelompok sparatis ini mendapatkan senjata? Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, mereka mendapatkan senjata api dari berbagai cara.
"Pertama mereka biasanya merampas dari anggota-anggota di lapangan yang lengah," kata Tito pada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 5 Desember 2018.
Selain merampas, kelompok ini juga banyak berasal dari sisa-sisa konflik di Ambon. "Dulu gudang (senjata) Brimob saja pernah dijebol," ujarnya.
Selain itu, Tito menilai jika kelompok ini mendapatkan pasokan senjata selundupan dari wilayah perbatasan Papua Nugini.
"Tapi saya tidak mengatakan dari pemerintah (Papua Nugini) ya. Ini dari jalur ilegal oknum di perbatasan Papua Nugini itu beberapa kali juga kita lakukan penangkapan," ujarnya.
Sekadar diketahui, aksi kelompok Egianus Kagoya ini terbilang sadis. Para pekerja pembangunan jembatan tiba-tiba dikumpulkan, diborgol dan digelandang ke perbukitan untuk kemudian ditembak mati.
Kelompok ini bukan kali ini saja beraksi. Pada awal Oktober 2018, mereka juga sempat menyekap 15 guru dan tenaga medis di Kecamatan Mependuma, Kabupaten Nduga, Papua. Kelompok Kagoya juga melakukan kekerasan seksual dan pemerkosaan.(man)
Advertisement