Spagehetti Structure Chall, Asah Kreativitas dan Konsentrasi
Siswa-siswi berseragam SMA/SMK memenuhi ruangan hall lantai 4, Universitas Widya Kartika Surabaya (Uwika) untuk mengikuti lomba Spagehetti Structure Challenge 2019 yang diadakan Fakultas Teknik Sipil kampus tersebut.
Acara yang diselenggarakan 6 Maret 2019 ini, menurut Dodik Purwanto, Koordinator acara sekaligus Kaprodi Teknik Sipil Uwika, bentuk kegiatan untuk melatih konsentrasi juga kreativitas siswa.
Spagehetti Structure, yang dimaksud ialah menata atau menyusun pasta menjadi sebuah bangunan menara dengan menggunakan malam (Plasticine) untuk merekatkannya.
"Kami memilih pasta spagehetti karena memiliki kesukitan yang cukup tinggi, karena rapuh dan mudah patah. Jadi tantangan yang diberikan juga lebih tinggi," kata Dodik Purwanto.
Selain melatih konsentrasi dalam membuatnya, tutur Dodik Purwanto, juga akan melatih siswa-siswi SMA/SMK dalam hal mendesign bangunan serta bagaimana membuat bangunan menjadi kokoh.
Untuk penilaian dalam spagehetti structure, lanjut Dodik Purwanto, adalah ketinggian menara yang dibuat, kokohnya menara dan kerapian saat merakit menara dengan malam.
"Tujuan utamanya melatih kreativitas siswa dan melatih siswa untuk berkompetensi dengan orang lain," imbuh Dodik.
Satu tim Spagehetti Structure, terdiri dari 2 orang, salah satu tim yang berhasil menyusun 5 tingkat menara ialah Dinda Bayu Asrama dan Aura Dian Novianti dari SMK 3 Surabaya.
"Kesulitan dalam menyusun 5 menara ini, semakin ke atas bangunannya yang bawah semakin goyang jadi mudah rusak menaranya," terang Dinda Bayu Asmara, usai menyelesaikan susunan 5 menara yang ia dan temanya buat.
Selain itu, Dinda juga mengungkapkan kesulitan lainnya ada di malam yang digunakan lebih lembek, sedangkan untuk menahan pasta dibutuhkan malam yang lebih padat.
"Malamnya juga lembek jadi mudah lepas pastanya kalau disusum semakin ke atas," terangnya.
Dinda juga mengungkapkan sebelum melakukan lomba spagehetti structure, dirinya dan teman satu timnya berlatih selama dua minggu setiap pulang sekolah.
"Latihanya juga pakai pasta dan malam yang sama juga, biar bisa bikin lebih tinggi. Harusnya lebih tinggi tapi karena malamnya lembek jadi tidak kuat," jelas Dinda.
Dinda pun tak berkecil hati, karena menara dari pasta yang ia buat lebih tinggi dari tim lainnya. "Optimis saja, semoga bisa menang," pungkas Dinda. (pit)
Advertisement