AS Merasa Terganggu dengan Permasalahan di Myanmar
Tindakan kekerasan di Myanmar yang mengakibatkan 300.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh membuat Gedung Putih mengaku terganggu atas peristiwa itu. Mereka juga mengutuk hal itu menyangkut kekerasan di kedua belah pihak.
"Amerika Serikat sangat terganggu oleh krisis yang sedang berlangsung di Burma (Myanmar),” kata Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders dikutip AFP.
Dia mengatakan, pihaknya mengutuk serangan tersebut dan aksi kekerasan selanjutnya, tanpa menunjukkan kesalahan pada kelompok tertentu.
Memang, pemerintah Myanmar mempersalahkan Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) dan dianggap sebagai kelompok teroris. Hal itu yang membuat pasukan keamanan Myanmar dianggap bertanggung jawab atas serangan balasan yang diperkirakan telah membunuh lebih dari 1.000 orang, kebanyakan Rohingya.
Rohingya, minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan, telah menghadapi puluhan tahun penganiayaan di Myanmar, di mana mereka dianggap sebagai imigran ilegal. (trs)