AS Gelar Voting Elektoral, Trump: Pemilu Terkorup dalam Sejarah
Pemungutan suara elektoral sebagai bagian dari proses pemilihan umum Amerika Serikat pada awal November lalu akan digelar hari ini, Senin 14 Desember 2020. Pemungutan suara digelar untuk meresmikan kemenangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris.
Sementara itu, Donald Trump masih belum menujukkan kebesaran jiwanya. Ia belum rena menerima kekalahan dalam Pilpres AS 2020. Trump bahkan menyebut: Pemilu tahun ini paling korup dalam sejarah AS.
Trkait pemungutan suara elektoral, hal itu didasari dari hasil penghitungan suara yang telah disertifikasi oleh 50 negara bagian AS. Joe Biden dan Kamala Harris berhasil meraup total 81,3 juta suara popular atau 51,3 persen.Berdasarkan sistem pemilu AS, presiden dan wapres tidak hanya ditentukan dari suara popular terbanyak.
Berdasarkan konstitusi Negeri Paman Sam, penghuni Gedung Putih juga dipilih oleh hak pilih universal tidak langsung, di mana masing-masing negara bagian mengalokasikan pemilih elektoral berdasarkan jumlah populasinya.
Negara bagian yang memiliki penduduk banyak akan memiliki bobot pemilih elektoral yang lebih banyak. Pemilih elektoral biasanya terdiri dari pejabat, aktivis politik lokal, atau tokoh di masing-masing negara bagian.
Sebagian besar pemilih elektoral tidak diketahui publik secara luas. Namun, tokoh-tokoh dan pejabat besar AS kerap ditunjuk menjadi pemilih elektoral.
Para pemilih elektoral itu lalu akan menyumbangkan suaranya kepada calon presiden yang berhasil memenangkan pemungutan suara di masing-masing negara bagian hari ini.
Sebagai contoh, mantan kandidat presiden dalam pemilu 2016 dari Demokrat, Hillary Clinton, akan memberikan suara elektoral mewakili negara bagian New York hari ini.
Selama ini, ada beberapa pemilih elektoral di setiap pemilu AS yang "tidak setia" dengan memberikan suara untuk kandidat presiden yang bukan pilihan dari negara bagiannya. Namun, hal itu tidak pernah mengubah hasil pemilu secara signifikan.
Biden dan Harris memperoleh 305 dari total 538 suara elektoral. Sementara itu, Trump dan Pence meraih 232 suara.
Berdasarkan sistem pemilu AS, kandidat presiden dan wapres membutuhkan minimal 270 suara elektoral untuk memenangkan pemilu.
Dilansir AFP, setelah proses pemilihan elektoral berlangsung, Biden dijadwalkan menyampaikan pidato pada Senin malam waktu AS untuk merayakan peresmian kemenangannya.
Di sisi lain, Presiden Trump masih berkeras menganggap pemilu awal November lalu curang dan enggan mengakui kekalahannya.
Pada Minggu 13 Desember 2020, Trump kembali berkicau di Twitter dengan mengatakan bahwa, "PEMILU TAHUN INI PALING KORUP DALAM SEJARAH AS!"
"Bagaimana negara bagian dan politikus meresmikan pemilu yang korup yang sudah banyak penyimpangan yang terlihat?" kata Trump.
Faktanya, Trump bersama tim kuasa hukumnya hingga kini belum berhasil membuktikan klaim kecurangan pemilu di meja hijau.
Mahkamah Agung AS bahkan secara blak-blakan menolak mempertimbangkan dua gugatan pemilu yang dilayangkan Partai Republik dan Trump.
Sementara itu, sang petahana, Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence meraih 74,2 juta suara atau 46,8 persen.