AS Desak China Tutup Pasar Satwa Liar
Amerika Serikat mendesak China agar menutup permanen pasar basah satwa liar miliknya, mengutip hubungan pasar-pasar itu dengan penyakit zoonosis.
Virus corona jenis baru diyakini berasal dari salah satu pasar di Kota Wuhan, China tengah pada Desember lalu. Virus corona, dengan nama resmi COVID-19, telah menjangkit ke seluruh dunia dengan menelan lebih dari 180.000 korban jiwa dan menginfeksi 2,6 juta orang lebih, menurut perhitungan Reuters.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan, mengingat hubungan yang lekat antara satwa liar ilegal yang diperjualbelikan di pasar basah dan penyakit zoonosis, Amerika Serikat mendesak Republik Rakyat China agar menutup permanen pasar basah satwa liar mereka dan seluruh pasar yang menjual satwa liar ilegal, kata Pompeo melalui pernyataan.
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan apabila pemerintah suatu negara mengizinkan kembali pasar basah (wet market) beroperasi, mereka harus memastikan sarana dan produk yang dijual higienis dan sesuai standar keamanan pangan, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Pernyataan itu disampaikan Ghebreyesus guna menunjukkan sikap WHO terhadap kembali beroperasinya pasar basah di China, lokasi yang dicurigai banyak orang sebagai sumber penyebaran penyakit. COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona (SARS-CoV-2) juga diyakini banyak pihak ditularkan dari sebuah pasar basah di Kota Wuhan, Hubei, China.
Oleh karena itu, Ghebreyesus mendorong pemerintah masing-masing negara agar melarang penjualan dan perdagangan satwa liar untuk konsumsi manusia. Pasalnya, sekitar 70 persen dari seluruh virus jenis baru ditularkan dari hewan ke manusia. (ant/rtr)