Arus Kendaraan Trans Jawa di Jatim Belum Naik Signifikan
Arus mudik di Jalan Tol Trans Jawa wilayah Jawa Timur, terpantau tak mengalami kenaikan signifikan. Kasat PJR Polda Jatim, AKBP Bambang Sukmo Wibowo mengatakan, berdasarkan pantauan pihaknya di GT Waru Gunung, masih belum ada lonjakan volume kendaraan yang besar.
"Sementara ini belum terlihat ada lonjakan, belum ada kenaikan, masih wajar-wajar saja. Kalau dari tahun kemarin itu H-5, ini kok turun," kata Bambang, saat dikonfirmasi, Jumat, 31 Mei 2019 malam.
Bambang menambahkan di GT Waru Gunung yang menjadi gerbang Tol Trans Jawa wilayah Jatim, arus kendaraan yang melintas dari arah barat, terpantau hanya berkisar di angka 20 persen.
"Kalau perjalanan Trans Jawa itu jadi, mereka start Jakarta kemudian kemacetan itu terjadinya dari sana sampai Jawa Tengah, kalau Jatim ini dari hitungannya 20 persen saja yang masuk ke Surabaya, jadi otomatis lonjakan penumpang itu sampai dengan saat ini belum terlihat signifikan," kata dia.
Maka itu, Bambang mengatakan pihaknya pun memprediksi puncak arus mudik di Tol Trans Jawa wilayah Jatim akan terjadi pada H-3 lebaran. Sebab Cikampek-Brebes Barat sudah mulai diberlakukan sistem satu jalur atau one way.
"Beberapa prediksi kemarin, karena pengaruh tol yang sudah bagus dan memadai, jadi kemungkinan H-3, karena melihat dari Cikampek sampai Brebes Barat itu kan sudah one way," kata dia.
Sementara itu Dari Gerbang Tol (GT) Waru Gunung Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, Corporate Communication Department Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Irra Susiyanti, mencatat sedikitnya ada 40.542 kendaraan pemudik yang lewat.
Irra dalam keterangan persnya mengatakan, jumlah kendaraan yang melewati Tol Trans Jawa di Jawa Timur naik 46,87 persen dari Lalulintas Harian Rata-Rata (LHR) yang hanya 27.604 kendaraan.
"Rincian jumlah itu tercatat untuk dua hari, yakni 29 Mei 2019, sebanyak 20.09 kendaraan, naik 45,56 persen dari LHR normal 13.802 kendaraan. Dan 30 Mei 2019, sebanyak 20.452 kendaraan, naik 48,18 persen dari LHR normal 13.802 kendaraan," kata Irra, Jumat. 31 Januari 2019.
Sementara untuk mengantisipasi kepadatan di GT Waru Gunung, PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM) selaku operator Jalan Tol Surabaya-Mojokerto telah berkoordinasi dengan kepolisian melakukan berbagai pengaturan lalu lintas untuk membagi beban transaksi.
Pembagian beban dilakukan di pintu masuk dan keluar tol melalui sistem buka/tutup, dan strategi lainnya ialah memfungsikan "mobile reader" untuk meningkatkan kapasitas transaksi.
"Pembagian beban transaksi, baik entrance maupun exit, melalui sistem buka/tutup. Strategi lainnya ialah memfungsikan mobile reader untuk meningkatkan kapasitas transaksi," jatanya.
Lebih lanjut, kelompok usaha Jasa Marga yang beroperasi di Jawa Timur juga mengantisipasi dengan menambah gardu operasi di GT Waru Gunung, yang merupakan GT barrier utama di cluster 3, Banyumanik-Waru Gunung.
"Totalnya, GT Waru Gunung akan memiliki 10 gardu entrance dan 11 gardu exit," kata dia. (frd)