Artis Malaysia Protes Rok Mini BLACKPINK
BLACKPINK baru saja merampungkan konser di Malaysia pada 23-24 Februari lalu. Sama seperti konser BLACKPINK di negara lain, selalu ramai dan dipenuhi oleh para penggemarnya, BLINK.
Namun salah satu artis Malaysia bernama Abby Abadi, bersuara lantang mengkritik penampilan BLACKPINK di negaranya. Abby Abadi merupakan mantan girlgrup tahun 90-an yang mempunyai nama ELITE, dirinya memutuskan untuk keluar dari grup tersebut pada 1997.
Kritikan Abby Abadi tentang konser BLACPINK disampaikannya melalui instagram pribadinya @abby_abadi112. Ia juga menyertakan video BLACKPINK menyanyikan lagu Ddu-Du Ddu-Du saat manggung di Malaysia.
"Bentar-bentar.. sebelum tidur mau tanya dulu. Tidak adakah yang mau demo BLACKPINK karena memakai pakaian yang pendek untuk konser di Malaysia? Waktu itu Selena Gomez bukan main kehebohannya sampai melakukan salat hajat di depan stadion. Yang ini?
Apa bagusnya BLACKPINK ini? Maaf saya ketingalan berita. Lihat ini baru tahu tentang BLAKCPINK," demikian tulis Abby Abadi.
Melalui postingan lainnya, Abby Abadi menjelaskan bahwa kritikannya terhadap BLACKPINK karena peraturan. Masih menurut Abby Abadi, artis luar negeri yang konser di Malaysia diberi beberapa peraturan termasuk berpakaian sopan meskipun mereka bukan seorang muslim.
Ia lalu mencontohkan Selena Gomez sempat diprotes warga Malaysia saat akan mengelar konser Revival Tour pada 2016. Akhirnya, saat konser Selena Gomez mengunakan pakaian yang lebih tertutup dibanding saat konser di Indonesia atau negara lainnya.
Namun, Abby Abadi menyayangkan, ketiak BLACKPINK tampil 'separuh bugil' tidak dikenai peraturan seperti artis lainnya.
Alhasil, Abby Abadi menuai banyak komentar miring dari pada BLINK. Awalnya pemilik akun menon-aktifkan kolom komentar, kemudian ia menghapus unggahannya.
Padahal ada sebagian netizen yang mendukung 'protes' Abby Abadi karena memiliki pemikiran yang sama.
Sebelumnya, BLACKPINK juga pernah diprotes karena pakaian yang digunakan dalam iklan produk belanja online di Indoneisa. Bahkan, muncul petisi agar penayangan iklan tersebut dihentikan di televisi. (leni)