Apa Itu Herd Immunity dan Bahayanya Jika PSBB Dilonggarkan
Ketua Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB)dr James Allan Rarung mengatakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dikawatirkan akan memunculkan efek samping dari herd immunity atau kekebalan gembala atau kekebalan kelompok.
Pemerintah berencana melonggarkan PSBB dengan mengizinkan warga berusia di bawah 45 tahun beraktifitas dan bekerja kembali di luar rumah.
"Efek samping herd immunity adalah individu dalam populasi yang memiliki kesehatan lemah akan sakit dan bahkan meninggal," ujar James Allan seperti dikutip dari Antara, Minggu, 17 Mei 2020.
Lantas Apa Itu Herd Immunity (Kekebalan Gembala)?
Herd immunity adalah aktivitas yang menyebabkan munculnya kekebalan kolektif atau kekebalan gembala terhadap infeksi penyakit menular di antara individu dalam suatu populasi manusia tertentu.
Secara nyata, herd immunity bisa diartikan membiarkan masyarakat di suatu populasi agar terpapar virus semuanya sehingga mereka dengan sendirinya akan memiliki antibodi untuk melawan serangan virus itu.
Setelah antibodi terbentuk, diharapkan bisa menurunkan tingkat infeksi virus yang secara otomatis juga akan memunculkan perlindungan infeksi baru di dalam populasi penduduk di suatu tempat.
Namun herd immunity bukannya tanpa resiko. Herd immunity akan tercipta jika populasi yang terpapar Corona telah mencapai 70 persen. Artinya 30 persen penduduk akan rentan atau menjadi efek samping bagi herd immunity ini. Mereka yang rentan ini kemungkinan akan tersingkir dan meninggal dunia.
Herd immunity dianggap solusi paling mudah bagi suatu negara. Melonggarkan PSBB seperti yang saat ini dilakukan pemerintah adalah salah satu caranya. Kalau perlu PSBB sekalian ditiadakan sehingga seluruh penduduk di Indonesia bisa cepat tertular semuanya.
Apa Bahaya Herd Immunity
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif mengatakan herd immunity atau kekebalan gembala tidak bisa dilakukan untuk virus Corona Covid-19. "Karena belum ada vaksin yang dapat diberikan pada 80 persen penduduk dunia," ujar Syahrizal dalam pesan tertulisnya.
Covid-19, kata Syahrizal, bukan seperti campak yang memberikan kekebalan alamiah setelah infeksi. Membiarkan populasi terinfeksi tanpa ada upaya mencegahan dan penanggulangan hanya akan menghabiskan populasi umat manusia di dunia.
Sementara itu, herd immunity bisa dicapai jika vaksin Covid-19 sudah ditemukan dan dilakukan proses vaksinasi terhadap 80 persen populasi umat di dunia. Setelah vaksin diberikan pada 80 persen populasi, baru virus dibiarkan untuk merasuk ke dalam tubuh manusia di populasi itu. Herd immunity tanpa dibarengi dengan vaksin sama saja dengan proses pembunuhan secara massal.
Herd immunity artinya juga harus mengorbankan sebagian populasi manusia karena tidak semua orang memiliki imunitas yang baik.
Dari data yang ada, 60 persen positif Corona di Dunia adalah usia produktif. Membiarkan usia produktif untuk kembali bekerja di luar rumah artinya akan membiarkan lebih banyak lagi populasi tertular dan akan menyebabkan kematian massal tak bisa dihindari.