Artherapy Kreasikan Garis untuk Terapi Mental
Warna gelap dan garis-garis mendominasi lukisan Rahmawati Riree. Lukisan-lukisan ini dipamerkan Riree, biasa ia disapa, dalam pameran tunggalnya bertajuk 'Artherapy'.
Riree mengatakan, ada 14 karyanya yang dipamerkan dalam pameran ini. Semua karyanya mengangkat tema repitisi garis.
"Dulu awal prosesnya melukis goa. Dari proses itu ternyata saya menemukan, dominan melukis goa itu ada di garis-garisnya. Dan itu direpresentasikan di 14 karya ini," ujar perempuan kelahiran 1996 ini.
Dari 14 karya yang dibuatnya. Rire menyampaikan, ada semangat yang ingin disampaikan kepada para penyitas kesehatan mental. Bahwa meluapkan emosi bisa berwujud dalam suatu karya.
"Saya sebenarnya juga penyintas kesehatan mental, yaitu bipolar. Dari sini banyak yang tertarik dengan cerita saya bagaimana bisa survive dan menyalurkan emosi saya pada seni. Dengan apa yang saya buat ini saya ingin menyampaikan karya juga bisa sebagai media terapi untuk menyalurkan emosi," paparnya.
Dalam lukisannya Riree lebih dominan ke warna gelap. Ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, warna-warna gelap seperti abu-abu dan biru memang banyak dipilih para penyintas kesehatan mental.
"Ini dari segi psikologi warna-warna ini memang banyak dipilih penyintas kesehatan mental. Untuk meluapkan emosinya," kata alumus Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya ini.
Bagi Riree melukis bukan hanya soal mengambar. Tapi juga bagian dari perjalanan hidupnya saat menghadapi kondisi kesehatan mentalnya.
"Misalnya lukisan saya yang berjudul Vagina Fatal. Disini menceritakan saat saya jatuh cinta makannya warnanya ada pink-pinknya melambangkan cinta. Tapi memang ada nuansa gelapnya melambangkan suasan hati saya," ceritanya.
Lanjutnya, lain lagi dengan lukisan berjudul Distraksi Jouska yang merupakan masa transisi dari melukis goa ke melukis garis.
Karya yang digarap Riree mulai 2018 sampai 2019 ini. Diaplikasikan diberbagai macam media. Ada lukisan dengan media kaca, kanvas dan kertas.
Riree berharap, dengan apa yang ia buat bisa menginspirasi para penyintas lainnya untuk tidak meluapkan emosinya pada hal yang salah seperti self harm.
"Satu lagi seni rupa merupakan seni yang paling mudah. Karena kita gak perlu orang lain untuk mengaplikasinya. Cukup kita sendiri dan apa yang kita rasakan," tutupnya.
Karya-karya Riree ini masih akan dipamerkan sampai 14 Januari 2020 di Co'lab Space.