Arteta Ungkap Alasan Berubah Pikiran Soal Posisi Kai Havertz
Mikel Arteta mengungkapkan alasan dirinya berubah pikiran tentang rencana awal dalam penempatan Kai Havertz. Alih-alih mengisi posisi Granit Xhaka, Havertz justru dimainkan sebagai false nine.
Sejauh ini, rencana untuk Kai Havertz berjalan baik setelah bintang Arsenal itu memainkan peran kunci dalam kemenangan 3-0 atas Brighton, Sabtu 6 April 2024.
Dengan kemenangan ini, The Gunners untuk sementara kembali ke puncak Premier League lewat salah satu performa tandang paling mengesankan mereka musim ini.
Bukayo Saka membawa tim tamu membuka keunggulan Arsenal melalui penalti di babak pertama, sebelum Havertz dan Leandro Trossard melengkapi kemenangan meyakinkan melalui gol-golnya di babak kedua.
Kendati Gabriel Jesus kembali fit sepenuhnya, Havertz tetap dipilih untuk memimpin lini depan. Keputusan Arteta terbukti benar, Havertz membayar kepercayaan Arteta lewat penampilannya yang cemerlang.
Seperti diketahui, setibanya dari Chelsea pada musim panas, tak sedikit orang terkejut saat Arteta awalnya mengungkapkan rencananya untuk menempatkan Havertz di lini tengah sebagai pengganti Granit Xhaka yang hengkang ke Bayer Leverkusen.
Tak heran, Havertz pun sempat kesulitan beradaptasi dengan peran barunya meski ia bisa bermain di berbagai posisi. Sebab, keserbagunaannya justru membuat performanya tak stabil selama di Chelsea.
Cedera yang dialami Jesus, tampaknya menjadi berkah bagi Havertz lantaran memaksa Arteta untuk bereksperimen dengan Havertz dalam peran false nine. Kini, percobaan itu membuahkan hasil seiring dengan pemahaman Havertz yang terus meningkat.
“Saya pikir Anda harus merasakan permainannya,” kata Arteta ketika ditanya mantan rekan setimnya, Theo Walcott, apakah dia yakin Havertz bisa tampil efektif di posisinya saat ini.
'Sampai dia berada di lingkungan itu, sulit untuk dipahami. Saya pikir dia bisa bermain di tiga posisi berbeda sebagai gelandang serang atau sembilan palsu.”
Menurut Arteta, semua berjalan lambat pada awalnya. Namun intensitas komunikasi antara dirinya dengan Havertz membuat pemain Timnas Jerman itu mengalami perkembangan signifikan.
“Anda tahu lebih baik dari siapa pun, jika Anda suka berlari di belakang, Anda memerlukan seseorang untuk bermain bola di belakang dan hubungan itu muncul secara alami.”
“Terkadang para pemainlah yang memutuskan, bukan manajer, di mana mereka harus bermain.”
Havertz sendiri bermain dengan penuh percaya diri. Sekarang, ia telah mengoleksi sembilan gol sejauh Premier League musim ini bergulir.
“Pastinya ketika Anda merasa begitu kuat di lini belakang, itu sangat membantu Anda. Saya menikmati diri saya sendiri dan saya akan mencoba membantu tim, saya berharap untuk terus maju,” ujar Havertz.