Art Showcase, Bahan Daur Ulang Jadi Karya Seni
Mengolah sampah menjadi barang yang berguna memang sudah banyak dilakukan. Tapi bagaimana kalau sampah plastik dari botol bekas, 'disulap' jadi karya seni yang menarik dan bernilai jual tinggi.
Seperti yang dilakukan murid-murid VITA School Surabaya. Dalam acara bertema 'Art Showcase', sebanyak 13 karya seni dari plastik bekas maupun hasil daur ulang dipamerkan di ruang serba guna VITA School, Jumat, 20 September 2019.
Karya seni ini dibuat para siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satunya karya seni yang berjudul 'When Camellia Blooms'.
Karya tiga dimensi itu terpapang paling depan di sudut ruangan. Bahannya terbuat dari tutup botol dan filament (plastik yang sudah dilelehkan). Filament berfungsi sebagai penganti cat dalam lukisannya.
Karya seni ini dibuat oleh Angeline Budiono, Gracella Natania, dan Joceline Zeeva. Mereka duduk di kelas 8 SMP.
Perwakilan tim, Gracella Natania menjelaskan, ada pembagian tugas untuk membuat karya tiga dimensi ini.
"Awalnya, kami buat sketsa gambar di kanvas. Setelah itu kami lakukan pembagian tugas. Saya yang melukis bagian wajahnya, lalu bajunya teman-teman yang melukis," ujar Gracella Natania ditemui di VITA School.
Ketiga siswa ini sepakat untuk mengangkat tema loyal, love, dan beauty. Mereka pun menggambarkan sosok putri cantik yang sedang menunggu kekasihnya di musim dingin.
Selain karya lukis tiga dimensi menggunakan tutup botol dan filament, ada pula prakarya tanaman bonsai hias. Bahan dasarnya masih dari botol bekas, lalu ditambah tali kur dan kawat tembaga.
"Ada lima bahan utama yang digunakan untuk membuat bonsai hias ini, yaitu tali kur, tali rami, botol bekas, kawat tembaga, dan batu kecil," kata Risslyne Alicia Tay, siswi kelas 5 SD.
Risslyne membuat tanaman hias ini selama 4 minggu. Ia mengaku mengalami kesulitan pada saat membuat batang dan daun dari kawat tembaga.
"Saat kawat dipilin-pilin untuk membuat batang itu harus satu-satu. Sisa-sisa kawatnya juga dipotongnya harus hati-hati. Karena kalau tidak bisa melukai tangan," ungkapnya.
Sementara Head of VITA School (kepala sekolah), Lucinda Munandar mengatakan, acara ini merupakan acara tahunan dengan tema yang berbeda-beda.
"Untuk kali ini kami pilih menghadirkan seni art dengan barang-barang daur ulang. Benang merah dari acara ini sebenarnya Revitalize, yaitu memberi makna baru. Menjadikan sampah menjadi benda-benda bermakna dan bernilai jual," ujar Lucinda Munandar.
Hasil karya siswa-siswa ini juga akan dilelang secara umum. Hasilnya akan diberikan kepada Peduli Sungai Surabaya (PSS). "Bisa digunakan sebagai pendanaan dari program-program yang mereka miliki," sambung Lucinda Munandar.