Arsjad Rasyid Jadi Ketua Umum Kadin Melalui Musyawarah Mufakat
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) akhirnya menyepakati langkah musyawarah dalam penentuan pengurus baru periode 2021-2025. Hasil mufakat, Arsjad Rasjid menjadi Ketua Umum Kadin dan Anindya Bakrie menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin.
Sebelum kesepakatan ini, kedua nama tersebut sama-sama menjadi calon Ketua Umum Kadin.
"Terima kasih kepada sahabat saya yang sangat besar hati, bagaimana kita bersama-sama sepakat membangun Kadin. Kepada Pak Rosan (Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani), terima kasih karena telah membawa Kadin Indonesia (selama periode 2015-2020),” ujar Arsjad Rasjid.
Direktur Utama PT Indika Energy itu ditetapkan menjadi Ketua Umum Kadin, dalam Munas VIII Kadin yang dibukan Presiden Jokowi di Kendari Rabu 30 Juni 2021.
Solusi Jalan Tengah Kepemimpinan
Setelah Arsjad Rasjid ditetapkan sebagai Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie didudukan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin.
Solusi ini dianggap menjadi jalan tengah bagi polemik di tubuh Kadin.
Mengingat Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya juga menjadi calon kuat menggantikan Rosan Roeslani yang menjadi calon Dubes RI untuk AS.
Arsjad Rasjid mengatakan Kadin sebagai organisasi yang menaungi pengusaha harus menjadi rumah bersama di tengah tantangan pandemi Covid-19. “Pandemi ini adalah tantangan berat, khususnya bagi UMKM. Ke depannya kita secara bersama ingin jadi kadin yang inklusif dan bagaimana kolaborasi kemitraan sebagai wadah pengusaha menjalankan supaya lebih baik,” kata Arsjad Rasjid .
Utamakan Mufakat
Sementara itu, Anindya Bakrie berujar penyelesaian dari gejolak Kadin akan memberikan contoh bagi masyarakat di tengah pandemi.
“Kami ingin mengutamakan sepakat, bermusyararah, agar bisa membuat Kadin lebih kuat,” kata Anindya.
Profil Ketua Umum Kadin
Lulusan Pepperdine University, Malibu California, Amerika Serikat (AS) mengaku telah menghubungi anggota Kadin di berbagai daerah. Selain menyampaikan keseriusan memimpin Kadin, Arsjad juga akan menyerap apa yang dikeluhkan oleh mereka. Ia juga mendengarkan masukan-masukan dari berbagai asosiasi.
"Kalau ibarat perusahaan, Kadin daerah dan asosiasi adalah pemegang saham. Jadi tugas saya adalah dengerin dulu suara mereka. Daerah yang tahu apa isu lokalnya, asosiasi yang mengerti industrinya. Ini yang harus kita kombinasikan," kata Arsjad secara tertulis.
Dari mendengar aspirasi anggota Kadin di daerah, rata-rata, kata Arsjad, mereka menyampaikan sedang menghadapi tantangan berat karena pandemi Covid-19.
Sektor Industri di Daerah
Menurut Arsjad, setiap daerah punya sektor industri atau usaha penopang berbeda. Karena itu, solusi yang diambil antara satu daerah dengan daerah lain tidak bisa sama.
Dia menjelaskan, masalah yang dihadapi saat ini berbeda dengan Indonesia di masa krisis 1998. Menurut Arsjad, keadaan saat ini semua sektor usaha, tidak hanya pemain besar tapi juga UMKM ikut jatuh.
"Ini yang harus kita lihat bagaimana bantu-bantu UMKM sebab saya merasa pengusaha itu kan dari yang mikro sampai yang besar dan semua punya diberikan kesempatan," ujarnya.
Untuk membangkitkan semua sektor usaha, Arsjad menyatakan penanganan virusnya harus tuntas dulu. Karena itu, program vaksinasi gotong-royong benar-benar harus dilakukan bersama dan menyeluruh.
Arsjad mengaku memiliki tekad kuat untuk menjadi ketum Kadin agar bisa mengkombinasikan aspirasi semua pihak. Meski begitu, perkara menang atau kalah, diserahkan semua kepada Tuhan.
"Jadi kalau ditanya deklarasi, saya sudah mulai deklarasi dengan hubungi satu per satu, saya tanyakan, dengarkan dari hati ke hati. Lalu saya sampaikan niat saya jadi calon ketum," kata Arsjad.
Suasana Memanas
Pemilihan Ketua Umum Kadin sempat memanas lantaran disebut-sebut ada intervensi pemerintah. Pemerintah sebelumnya meminta Rosan sebagai Ketua Umum Kadin memindahkan lokasi penyelenggaraan musyawarah nasional atau Munas Kadin dari Bali ke Kendari.
Pendukung Anindya Bakrie menolak keputusan Rosan atas arahan pemerintah itu. Selain sarat kepentingan politik, keputusan ini dinilai sepihak. “Kami ini pengusaha, bukan mau berpolitik,” ujar seorang s pendukung Anindya jelang Munas.
Para loyalis Anindya Bakrie juga khawatir munas yang dilaksanakan di Kendari rawan ricuh seperti perhelatan serupa sebelumnya, yakni Kongres PAN dan Pramuka.
“Kalau ada lempar-lemparan kursi seperti kongres PAN, mending kami para pengusaha pulang saja,” kata sumber lainnya yang enggan disebutkan identitasnya.
Adapun kubu Arsjad Rasjid berkukuh tetap melangsungkan Munas Kadin di Kendari karena alasan tingkat penyebaran Covid-19 yang relatif masih aman.
Sedangkan Bali dianggap menjadi lokasi yang tidak netral. Sejumlah hotel di Bali disebut-sudah dikondisikan untuk memenangkan Anindya. Namun, kabar itu dibantah Ketua Kadin Bali I Made Ariandi.
Advertisement