Armuzna, Tiga Kota Bersejarah Pelaksanaan Haji
Ibadah haji adalah momentum mengesankan bagi siapapun umat Islam yang hendak menyempurnakan agamanya lewat ritual ibadah ke Makkah Al-Mukaromah pun Madinah Al-Munawaroh. Prosesi jalan rohani yang tak sebatas urusan istita'ah ansich, tetapi juga perkara witing list dengan deretan super panjang. Belum lagi deraan pandemi yang menghadirkan regulasi pembatasan, semakin mempersempit peluang untuk segera menunaikan ibadah penapaktilas perjalanan Nabi Ibrahim AS ke Bakkah Barakah.
Tak heran manakala kejadian de javu terkait pencarian jalan pintas agar lekas menuju tanah suci berujung tragedi cerita tragis calon jamaah haji yang gagal ritual haji karena dipulangkan kembali.
Berbagai kedok penipuan terhadap calon tamu Allah sudah tak terhitung dengan jari. Mulai iming iming haji plus yang bisa berangkat cepat meski dengan biaya mahal dan gagal, hingga tawaran tawaran menggiurkan semacah haji jalur furoda atau mujamalah (undangan pemerintah Saudi Arabia) yang kemudian diketahui sebagai calon jamaah tak resmi dan dipaksa pulang kembali sebelum melakukan ritual haji.
Berkah Berlimpah
Oleh karenanya hari-hari ini, bagi tamu Allah yang sudah resmi berhaji di tanah suci, adalah berkah berlimpah yang niscaya disyukuri. Saat bersiap menuju momentum puncak haji berwukuf di Arafah, bermalam mabit di Muzdzalifah, dan melempar jumrah di Mina menjadi cerita historis anak manusia yang kuasa menyempurnakan rukun Islam yang kelima. Arofah Muzdalifah Mina (Armuzna) adalah tiga kota sarat sejarah monumental yang dikenang setiap tahun saat wukuf sebagai keharusan sahnya ibadah haji telah ditunaikan.
Armuzna bagi sebagian orang yang sudah pernah menunaikan ibadah haji akan selalu dikenang sebagai episode yang menyertai ibadah paling dalam menyimpan kesan. Di bulan Dzulhijjah saat hari tasrik akan menghunjamkan kerinduan betapa penghambaan kepasrahan diri manusia pun penebusan dosa-dosa begitu menghiba. Kepasrahan pengakuan sejati bahwa manusia bukan siapa siapa, tak punya apa-apa pun dhaif tanpa daya tatkala Allah SWT tak menganuerahinya.
Labbaikallahumma Labbaik. Labbaikalaasarika Labbaik. Innalhamda wanikmatalaka walmulk laasarikalak. (H NonoWarnono, Bojonegoro)
*) Sumber: akun facebook NonoWarnono