Arjuno Sulit Padam, Gubernur Minta Pesantren Shalat Istisqo
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan topografi area yang terbakar cukup terjal, sehingga kebakaran Gunung Arjuno sulit dipadamkan.
"Saya mohon warga Jatim, terutama pesantren untuk mengadakan salat istisqo, mohon kepada Allah SWT untuk diturunkan hujan. Apalagi besok (Selasa, 21 Oktober) peringatan hari Santri. Saya mohon hadiah dari pesantren," ujarnya usai bertemu para pengungsi bencana angin kencang di Balai Desa Punten, Bumiaji, Batu, Senin 21 Oktober 2019.
Khofifah menambahkan, kemarau panjang ini butuh lebih banyak kekuatan untuk memberikan hadiah dengan munajat salat istisqa di banyak titik. Upaya bermunajat melalui shalat istisqo ini akan menambah kekuatan bisa menurunkan hujan yang dapat memadamkan kebakaran hutan.
"Saya kira jika 50 persen pesantren di Malang Raya, Jombang dan Kediri melakukan salat Istisqo bisa mendatangkan sumber air di Jatim ini," ujar Khofifah.
Diketahui, kebakaran yang melanda Gunung Arjuno sampai saat ini masih belum bisa dipadamkan. Menurut analisa dari BMKG Stasiun Klimatologi Klas 2 Malang, kebakaran hutan itu memicu peningkatan kecepatan angin di Kota Batu.
Sampai saat ini tim gabungan pemadam kebakaran Hutan Gunung Arjuno, belum berhasil menjinakkan si jago merah.
"Karena angin yang kencang ini heli Water Bombing tak tepat melepaskan air ke titik api. Di sana juga cuacanya sedikit berkabut," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Abdur Khairur Rochim saat ditemui di posko pengungsian.
Dalam upaya pemadaman, tim BPBD hanya dibantu satu helikopter untuk water bombing. Sehingga butuh helikopter minimal 2 unit.
"Kami sesungguhnya butuh support tambahan heli water bombing. Kalau masih bisa, tentu kami berharap akan ada pergerakan dari titik lain ke Jatim," katanya.