Arip Nirwanto Anak Bakul Dawet, Polisi Inspiratif Jadi YouTuber
Arip Nirwanto atau akrab dipanggil Arif, anggota polisi Polres Blora berpangkat Aipda ini sosok yang kreatif dan menginspirasi banyak orang. Ia menjalani dua peran berbeda, yakni sebagai anggota Polri dan konten kreator YouTube.
Dia menceritakan perjalanan awalnya sebagai anggota kepolisian. Arif tumbuh dari keluarga sederhana. Sebagai anak bakul es dawet, mencoba keberuntungan mendaftar polisi dengan bermodal ijazah SMA.
Meski awalnya hanya coba-coba, Arif berhasil lolos seleksi dan bergabung dengan Polri pada tahun 2004. Sejak saat itu, ia telah melalui berbagai pengalaman dan tugas sebagai anggota kepolisian.
Arif menceritakan, tantangan yang dihadapinya sebagai seorang anggota Polri yang juga konten kreator. Waktu yang terbatas menjadi salah satu hambatan utama. Namun, dia cukup pandai dalam membagi waktu antara tugas dan pembuatan konten.
"Saya membuat konten biasanya saat sedang tidak bertugas. Misal saat hari libur atau saat lepas dinas dan saat sore hari setelah selesai berdinas," ungkap pemilik kanal YouTube @sahabatalarifblora.
Tantangan yang dia hadapi adalah ketika berjumpa dengan berbagai karakter dari masyarakat. Karena konten yang suguhkan tentang adat, budaya, kearifan lokal dan semua hal tentang pedesaan.
Sehingga, Arif dituntut untuk bisa supel dan luwes menghadapi berbagai karakter masyarakat. "Karena tidak semua orang open minded atau welcome ketika diajak berbicara, apalagi saat kita hadapkan kamera kepada mereka. Kadang ada yang malu, ada yang gak mau, ada yang menghindar bahkan ada yang terkesan cuek," ujarnya menceritakan.
Namun demikian, di situlah tantangannya. Dirinya mencoba melakukan pendekatan - pendekatan yang berbeda. Sehingga bisa mendapat informasi ataupun cerita tentang suatu hal.
Dia mencontohkan, tentang sedekah bumi, hajatan, ataupun seni dan budaya yang bisa direkam dan kita olah menjadi konten video baik di Youtube, tiktok ataupun Instagram. "Tentunya dengan seizin yang kita rekam video," kata dia.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, tidak ada misi khusus dari kepolisian dalam membuat konten. Menjadi konten kreator ini, kata Arif, berawal dari ketidaksengajaan. Sebelumnya, perkembangan medsos belum pesat seperti saat ini.
Dirinya memang hobi Nge-vlog dan eksis di akun TikTok. Itu pun hanya untuk konsumsi pribadi. Ternyata, banyak tanggapan positif dari para netizen. Banyak yang mendorong untuk membuat akun YouTube.
"Akhirnya saya buat akun YouTube "Sahabat Al Arif Blora". Jadi bukan saya yang membuat nama. Tapi para sahabat saya (netizen) yang menyebut saya begitu. Karena mereka menganggap saya sebagai sahabat. Jadi panggilan di medsos "Sahabat Al Arif Blora" Atau Al Arif Blora," jelasnya..
Sementara itu, tujuan menjadi konten kreator pada awalnya ingin mengenalkan kepada netizen tentang kepolisian. Bahwa anggota Polri itu, menurut dia, tidak hanya yang buruk saja. Tapi masih banyak anggota Polri yang baik. "Saya ingin mengangkat citra positif Polri melalui media sosial. Bahwa masih banyak polisi yang baik di sekitar kita," ucapnya.
Saat ini, kanal miliknya terus berkembang dan kontennya diisi dengan adat, budaya, kearifan lokal dan tentang pedesaan. "Yang alhamdulillah banyak yang suka dan saat ini Subscriber saya di Youtube sudah 102.675," ujar Arif.
Pihaknya juga ingin mempromosikan potensi dan keindahan alam serta kearifan lokal Kabupaten Blora. Bahwa Bumi Samin ini juga merupakan kabupaten yang ramah dan bersahaja. Dimana masih banyak warga yang memegang teguh adat dan budaya. Seperti tradisi sambatan, hajatan, serta sedekah bumi.
Kunci utama dalam menjalani kedua peran ini, menurut Arif, adalah kemampuan untuk membagi waktu dengan bijak. Meski tantangannya besar, dia mencoba untuk tetap fokus pada tugasnya sebagai polisi sambil terus menghasilkan konten.
"Sambil menyelam minum air. Artinya sambil tugas bisa sambil ngonten. Contoh saat jaga atau Pam Karnaval. Kita seharian mendokumentasikan kegiatan untuk laporan komando. Tapi di situ juga bisa bikin konten untuk di media sosial. Pokoknya asal tidak mengganggu tugas, Mas," ungkap pria dua anak ini.
Selama menjadi Youtuber, terjalin komunikasi yang baik dengan komunitas. Kadang juga mengobrol dan berbagi cerita. Tidak ada sekat antara mereka. Saat itu, Arif juga menceritakan pengalaman menarik dalam membuat konten.
"Saat saya blusukan ke ndeso (desa). Kadang ada yang menganggap saya sebagai Caleg, mas. Kadang kan saya ngonten blusukan ndeso menyapa warga. Kadang saat blusukan jika saya punya rezeki. Saya bagikan kepada warga yang sekiranya gak mampu. Saya kasih sedikit uang. Trus saya bisik-i. Mas e Calon nggeh? Kok maringi sangu. Pernah pengalaman kayak gitu mas," ungkapnya sambil melempar senyum lebar.
Adapun tujuan jangka panjangnya, baik sebagai polisi maupun sebagai YouTuber, adalah ingin terus berkembang dan membawa nama baik Polri kepada masyarakat. Terutama para pengguna medsos. "Saya ingin menunjukkan bahwa masih banyak polisi yang baik, ramah dan suka blusukan. Contohnya ya Al Arif Blora ini," ucapnya sambil melempar tawa.
Diungkapkan, bahwa banyak penggemar dari warga desa. Saat membuat konten, tiba-tiba disapa oleh warga yang dia sendiri tidak kenal. Begitu mendengar setaranya saat ngonten, langsung disapa. "Lho.. Sahabat Al Arif Blora ya. Kulo fans e jenengan pak. Nderek di syuting a pak. Banyak yang nyapa kayak gitu, Mas. Karena saking sering nya nonton video saya. Soalnya, saya jarang tampil di video saya Malahan," ungkap Arif.
Bukan hanya itu saja. Masih banyak cerita menarik saat dirinya blusukan ke desa. "Tiap saya dolan ke desa itu, banyak warga yang nawarin makan atau minum mas. Terutama saat mereka ada acara entah sambatan, hajatan atau gas deso. Akeh sing ngajak makan. Pokoe seru mas. Jadi punya banyak saudara," ujarnya.
Sementara itu, dengan peran gandanya itu, pimpinan di kepolisian mendukungnya. Dia juga mendapat penghargaan dari Kapolres sebagai Polisi Inspiratif Polres Blora, dalam kategori Pegiat Medsos. Dimana Votingnya yang menyelenggarakan bukan dari internal kepolisian.
"Tapi dari Samin Institute. Saya juga kaget, Mas. Tiba-tiba masuk nominasi dan dapat piala. Karena yang milih kan para netizen pengguna media sosial," tutupnya.
Advertisement