Aremania: Pernyataan Akmal Marhali Bagai Bola Liar
Sejumlah Aremania (julukan pendukung Arema FC) menilai ucapan Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali bisa menimbulkan persepsi publik yang salah. Oleh karena itu, Akmal diadukan ke Polres Malang Kota, Sabtu 22 Desember 2018.
Akmal diadukan terkait pernyataan yang disampaikannya dalam diskusi bertajuk PSSI Harus Baik di Graha Pena, Surabaya, Jawa Timur, Senin 17 Desember 2018 lalu.
Seperti diketahui, sebelumnya Akmal menyoroti soal rangkap jabatan pengurus klub Liga 1 yang memiliki jabatan dalam struktural PSSI.
Salah satu pendukung Arema FC, Achmad Gozali meminta Akmal mencabut ucapannya tersebut. Akmal juga diminta untuk membuat pernyataan maaf secara terbuka di media nasional.
"Dalam hal ini kepada tim Arema. Karena ini kita sudah kita katakan mereka menggiring opini di publik ya," katanya di Polres Malang Kota.
Gozali menyebutkan, pernyataan Akmal bisa menjadi bola liar. Sehingga publik mengira Arema bisa keluar dari zona degradasi berkat orang PSSI.
"Ini kan sangat-sangat berbahaya. Saya meminta saudara Akmal untuk mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada semua komponen yang merasa dirugikan. Dalam hal ini tim Arema, pemain Arema, manajemen Arema, panpel Arema dan juga Aremania," imbuhnya
Pengaduan ini dilakukan agar tidak ada lagi kasus serupa kedepannya. Sebab, menurut Ghozali pernyataan Akmal tak disertai dengan bukti.
"Simpel saja, kita tidak mudah untuk dikatakan seperti gitu. Jadi ini pembelajaran kepada Akmal untuk jangan ngomong tanpa ada bukti. Ini yang kita minta," terangnya.
"Kalau menuduh tanpa barang bukti ini yang menjadi permasalahan. Karena ini menyangkut nama Arema. Kalau sudah Arema dituduh bermain dengan keterlibatan orang lain, ini yang kita tidak terima," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan Bola.com sebelumnya, pernyataan Akmal terkait rangkap jawaban merujuk kepada beberapa pengurus klub yang juga memiliki jabatan dalam strutural PSSI.
Sepert Iwan Budianto, CEO Arema FC yang juga menjabat sebagai Wakil Ketum PSSI. Lalu ada juga Yoyok Sukawi, CEO PSIS Semarang yang merupakan anggota Exco PSSI.
Akmal kemudian menyoroti fenomenal naiknya Arema FC dan PSIS yang sempat terpuruk di papan bawah pada putaran pertama Liga 1 2018. Di awal kompetisi, kedua klub itu menjadi penghuni zona degradasi selama beberapa pekan.
Namun, Arema dan PSIS kemudian akhirnya bisa selamat dan tidak masuk jerat degradasi. Arema menghuni peringkat enam, sementara PSIS bisa bertengger di peringkat ke-10 klasemen akhir Liga 1 2018.
“Seperti Arema dan PSIS, awal musim di bawah tapi bisa naik. Akhrinya orang menyimpulkan ini bukan kaitannya dengan PSIS dan Arema bangkit dari keterpurukan, tapi karena adanya orang dalam. Untuk hal semacam ini harus dibersihkan. Semua harus sepakat kampanye anti pengaturan skor di Indonesia,” kata Akmal. (umr)