Aremania Asal Probolinggo 13 Hari Terdampar di Stadion Kanjuruhan
Sudah 13 hari ini sejak Tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Rusdi, 17 tahun, suporter Arema (Aremania) asal Desa Sukokerto, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo “terdampar” di Stadion Kanjuruhan.
Diduga mengalami tekanan jiwa (depresi), ia tidak berani pulang ke kampungnya di Probolinggo karena tiga temannya asal Kabupaten Probolinggo meninggal dunia dalam tragedi Sabtu malam, 1 Oktober 2022 silam.
Publik Probolinggo terutama warganet (netizen) ramai membicarakan nasib bocah yang sejak kecil yatim piatu itu. Sebagian warganet mempertanyakan, mengapa keluarga, pihak desa, hingga Pemkab Probolinggo tidak segera menjemput Rusdi yang kini menjadi gelandangan di kawasan Stadion Kanjuruhan itu.
Memang sejak beberapa hari terakhir, beredar video berdurasi 36 detik yang memperlihatkan Rusdi dengan mengenakan atribut Arema warna hitam beraktivitas di kawasan Stadion Kanjuruhan. Setiap malam ia tidur di luar stadion, salah satunya di bawah Patung Singa Tegar Jawara.
"Saya berempat dengan tiga teman saya, Aldi, Aulia dan Alex," kata Rusdi dalam video yang kini viral di media sosial (medsos) itu.
Informasinya, Rusdi tertekan jiwanya akibat meninggalnya tiga teman akrabnya itu sehingga ia enggan pulang ke kampungnya di Probolinggo. Selain itu, diduga ia takuk kepada kakaknya di rumah jika sampai pulang kampung.
Abdul Ghoni (24) tetangga Rusdi di Desa Sukokerto mengatakan, Rusdi di desanya dikenal sebagai remaja nakal yang sering berbuat keonaran. “Mungkin keluarganya enggan menjemput Rusdi karena di kampung sering berbuat onar,” ujarnya.
Memang Ghoni mendengar kabar, Kamis sore, 13 Oktober 2022, pihak Desa Sukokerto dan Kecamatan Krucil berangkat ke Malang untuk menjemput Rusdi.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Rehabilitas Sosial (Rehabsos) Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo Ninis Wijayati mengatakan, telah berkoordinasi dengan RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang terkait kondisi Rusdi.
"Kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari RSUD Kanjuruhan terkait kondisi Rusdi,” katanya.
Saat pertandingan derby, Arema versus Persebaya, Sabtu, 1 Oktober 2022, Rusdi berangkat ke Malang bersama tiga temannya, seorang perempuan (Aulia) dan dua laki-laki (Aldi dan Alex). Tiga teman Rusdi ini meninggal bersama total 132 orang dalam Tragedi Kanjuruhan.
Rusdi pun enggan pulang ke kampungnya di Kabupaten Probolinggo. Ia menggelandang di kawasan Stadion Kanjuruhan.
Untuk tetap bertahan hidup, ia menjual handphone (HP)-nya seharga Rp800 ribu. Hingga akhirnya, uang yang tersisa di kantong Rusdi tinggal Rp40 ribu. Beruntung, sejumlah warga bersedia menolong remaja baru gede itu di antaranya memberinya makan dan pakaian.
Petualangan Rusdi akhirnya diketahui Awang Karta, yang kemudian diunggah di sejumlah medsos. Mengetahui hal tersebut, tim official Arena FC pun mencari keberadaan Rusdi untuk menolongnya.
Akhirnya Asisten Pelatih Arema FC, Kuncoro bersama Kapten Arema FC, Alfarizi dan pemain lainnya Jayus Hariono menemukan Rusdi. "Baru dua hari ini dengar sempat sebelumnya viral juga. Kemarin sempat hilang, akhirnya kita temukan," ujar Kuncoro, Kamis. 13 Oktober 2022.
Menurut rencana, Rusdi akan dimasukkan ke Pesantren Rejo Darul Musthofa, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Informasinya, Rusdi bersedia masuk pesantren ketimbang pulang kampung ke Probolinggo.
Advertisement