Aremania Ancam Laporkan Akmal Marhali ke Polisi
Salah seorang Aremania (julukan suporter Arema FC), Ahmad Gozali mengaku bakal melaporkan Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali kepada pihak yang berwajib.
Laporan itu bakal dilakukan akibat pernyataan yang disampaikan Akmal dalam diskusi bertajuk PSSI Harus Baik di Graha Pena, Surabaya, Jawa Timur, Senin 17 Desember 2018 lalu.
Sebelumnya Akmal menyebutkan seluruh klub di Liga 1 rentan terlibat pengaturan skor atau match fixing. Akmal juga menyoroti soal rangkap jabatan pengurus klub yang memiliki jabatan dalam struktural PSSI.
"Kita akan melakukan somasi dan gugatan ke Akmal. Kami akan buat laporan ke kepolisian. Apabila tidak ada permintaan maaf, kami akan laporkan ke kepolisian," kata Gozali, Rabu 19 Desember 2018.
Gozali mengaku sejumlah Aremania telah berkoordinasi dengan pihak manajemen Arema FC. Hal itu dilakukan sebab, suporter fanatik Arema FC mengecam pernyataan Akmal tersebut.
"Apa yang diucapkan Akmal Marhali itu tidak ada fakta, tidak ada dasar dan tidak ada bukti. Akmal sangat-sangat melukai suporter Aremania," bebernya.
Oleh karena itu, Gozali meminta agar Akmal segera mengklarifikasi pernyataanya. Tak hanya itu, Akmal pun dituntut untuk meminta maaf secara terbuka melalui media massa.
"Karena ucapannya dia sangat-sangat menggangu. Hasilnya bisa menimbulkan isu liar. Harusnya Akmal ini tahu. Sebagai ketua soccer omongan-omongan seperti itu adalah omongan-omongan yang seakan-akan kita dibantu orang dalam. Tidak mendasar," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan Bola.com sebelumnya, pernyataan Akmal terkait rangkap jawaban merujuk kepada beberapa pengurus klub yang juga memiliki jabatan dalam strutural PSSI.
Sepert Iwan Budianto, CEO Arema FC yang juga menjabat sebagai Wakil Ketum PSSI. Lalu ada juga Yoyok Sukawi, CEO PSIS Semarang yang merupakan anggota Exco PSSI.
Akmal kemudian menyoroti fenomenal naiknya Arema FC dan PSIS yang sempat terpuruk di papan bawah pada putaran pertama Liga 1 2018. Di awal kompetisi, kedua klub itu menjadi penghuni zona degradasi selama beberapa pekan.
Namun, Arema dan PSIS kemudian akhirnya bisa selamat dan tidak masuk jerat degradasi. Arema menghuni peringkat enam, sementara PSIS bisa bertengger di peringkat ke-10 klasemen akhir Liga 1 2018.
"Seperti Arema dan PSIS, awal musim di bawah tapi bisa naik. Akhrinya orang menyimpulkan ini bukan kaitannya dengan PSIS dan Arema bangkit dari keterpurukan, tapi karena adanya orang dalam. Untuk hal semacam ini harus dibersihkan. Semua harus sepakat kampanye anti pengaturan skor di Indonesia," kata Akmal. (umr)
Advertisement