Arema FC Waspadai Lini Depan Bhayangkara FC
Arema FC akan menjamu tamunya Bhayangkara FC pada lanjutan Liga 1 2019 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Jumat 26 Juli 2019, besok sore.
Milomir Seslija, Pelatih Kepala Arema FC, mengungkapkan pada laga ini Arema FC akan bermain lebih hati-hati mengingat lini depan Bhayangkara FC sangat tajam.
“Dibandingkan dengan Madura United, tipikal tim Bhayangkara FC lebih menerapkan permainan sepakbola direct, sehingga besok Arema FC akan lebih bermain ke dalam (defensif),” tutur Milo.
Milo melanjutkan meskipun memiliki lini depan yang tajam, namun ia akan mengincar lini pertahanan Bhayangkara FC yang dinilai lemah.
“Sisi pertahanan Bhayangkara jadi celah. Namun, bukan jadi jaminan juga karena waktu melawan PSM Medan, meskipun tertinggal dua gol mereka bisa membalikkan keadaan,” tuturnya.
Di sisi lain, pemain lini belakang Arema FC, Arthur Cunha da Rocca, mengungkapkan bahwa akan mewaspadai striker Bhayangkara FC, Herman Dzumafo Epandi.
“Dzumafo sangat berbahaya jika sudah di dalam kotak pinalti. Kita harus tetap fokus, jangan sampai hilang konsentrasi,” terangnya.
Milo optimis pada pertandingan besok Arema FC akan kembali ke jalur kemenangan. Apalagi duel ini mereka mainkan di kandang sendiri.
“Kita fokus untuk pertandingan besok. Kami menargetkan meraih kemenangan, supaya memperbaiki posisi kita di klasemen liga,” ucapnya.
Saat ini Arema FC betengger di peringkat ke-11 di klasemen sementara Liga 1 2019 dengan raihan 12 poin.
Pada laga sebelumnya pada Sabtu 20 Juli 2019, minggu lalu, Arema FC harus rela menelan kekalahan saat bertandang ke Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Madura, melawan Madura United.
Arema FC dipaksa tunduk dengan skor 0-1 lewat gol semata wayang Andik Vermansah. Ini menjadi kekalahan keempat Arema FC di sepanjang Liga 1 2019. Arema FC berpotensi merangsek naik karena masih memainkan delapan laga.
Arema tak ingin kembali mengecewakan Aremania setelah mereka tumbang di tangan Tira Persikabo pada laga kandang terakhir. Maka itu kemenangan di laga ini menjadi harga mati bagi Singo Edan.(teo)
Advertisement