Prabowo Masih Berpeluang Mengalahkan Jokowi
Pengamat politik mengingatkan TKN Jokowi-Ma'ruf Amin jangan sampai terlena meskipun mendominasi hasil polling yang dilakukan berbagai lembaga survei. Perubahan peta politik bisa terjadi dalam hitungan detik. Kandidat yang semula diprediksi akan memenangkan pertarungan, bisa saja kalah. Sebaliknya, kandidat yang diramalkan akan tersungkur justru menang.
Menurut Arbi Sanit, memenangkan Pilpres dengan modal membanggakan hasil polling tidak cukup, apalagi dihasilkan oleh lembaga survei yang tidak kredibel atau bekerja berdasarkan pesanan.
"Menghalalkan segala cara, penghadangan terhadap kandidat lain yang akan berkampanye, menggunakan kekuatan aparat pemerintah untuk menekan lawan akan menghilangkan rasa empati. Orang yang dulunya simpati menjadi antipati," kata Arbi Sanit kepada ngopibareng.id, Kamis 21 Maret 2019.
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro juga menyampaikan pandangannya yang sama. Merujuk pada hasil poling dari beberapa lembaga survei dan berita di media, pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01, di atas kertas boleh dikatakan menang.
Dengan sisa waktu kampanye sekitar dua minggu, pasangan Prabowo-Sandi yang memposisikan diri sebagai orang 'teraniaya' karena mendapat serangan yang bertubi-tubi dari pendukung paslon 01, bisa menjadi energi baru untuk merubah peta politik.
"Perubahan politik itu bisa terajadi dalan waktu cepat. Sekarang mendukung, beberapa menit kemudian bisa berbalik menjadi lawan," kata Siti Zuhro.
Guru besar LIPI itu menyebut Jokowi bisa blunder dan kalah kalau pendukungnya melakukan tindakan yang ceroboh dengan menghalkan segala cara untuk menghabisi lawannya karena merasa sudah di atas angin.
"Prabowo masih punya peluang cukup besar untuk menang asal bisa memanfaatkan situasi dan sisa masa kampanye denga baik dan cerdas," imbuh dia.
Menanggapi pernyataan pengamat politik tersebut, Wakil Ketua TKN Asrul Sani
mengatakan Prabowo, bisa menang itu hanya mimpi. "Kemenangan Pak Jokowi sudah di tangan," kata Sekjen PPP.
Sementara Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, optimis Prabowo-Sandi mampu mengalahkan Jokowi. "Kubu Jokowi semakin panik, melihat dukungan rakyat kepada Prabowo-Sandi yang semakin besar dan meluas di detik-detik terakhir menjelang Pilpres 2019 tanggal 17 April. Sebab itu ada yang berusaha menggagalkan kegiatan yang akan dihadiri oleh Prabowo-Sandi," ujarnya.
Survei terbaru Litbang Kompas, lanjut Fadli Zon, menunjukkan jarak antara kedua paslon kian tipis, yakni sekitar 11 persen. "Survei yang dilakukan internal BPN, Prabowo sudah berhasil nyalip Jokowi," sambung dia. (asm)
Advertisement