Arak-arakan Endog-Endogan, Tradisi Peringati Maulid Nabi Muhammad
Puluhan pohon pisang dihiasi dengan kertas warna-warni. Pada bagian batangnya tertancap bilah bambu yang telah diraut sepanjang 40 cm. Bilah bambu itu sudah dihias sedemikian rupa dengan kertas warna-warni. Pada bagian ujungnya terdapat hiasan berbentuk bunga lengkap dengan rumbai-rumbai kertas hias yang semakin menambah semarak dan memperkuat keindahannya.
Hiasan bilah bambu ini ditancapkan mengelilingi batang pisang. Pada masing-masing hiasan dari bambu itu terdapat sebutir telur rebus yang diikatkan pada bilah bambu. Telur rebus ini ditempatkan pada plastik, kemudian diikatkan ke bilah bambu yang telah dihias. Ada juga wadah telur yang dibuat dengan khusus agar lebih indah dan serasi dengan hiasan bilah bambu tersebut.
Batang pisang yang dihias itu ada yang masih lengkap dengan daunnya. Ada juga yang sudah tanpa daun. Biasanya jika pelepahnya di potong akan diganti dengan hiasan dari batang lidi yang sudah dihias dengan kertas klobot warna-warni. Dari sekian pohon pisang yang dihias, beberapa di antaranya ada yang sudah berbuah. Bahkan ada yang buahnya sudah masak siap untuk di konsumsi.
Pohon pisang yang sudah dihias ini biasa disebut jodang. Jodang-jodang ini kemudian ditempatkan di atas becak dan diikat dengan kuat. Tentunya becak-becak itu juga sudah dihias sehingga tampak indah. Satu becak diisi dengan satu atau maksimal dua jodang. Tergantung dengan besar kecilnya jodang.
Becak-becak yang membawa jodang ini berkumpul di salah satu titik jalan Desa. Kemudian becak-becak ini berjalan perlahan dengan beriringan berkeliling di sekitar jalan Desa. Selain pengayuhnya, becak ini juga membawa anak-anak di bagian tempat duduk penumpangnya. Mereka tampak sangat gembira. Iring-iringan becak ini diikuti ratusan warga. Sehingga semakin terasa meriah. Tujuan akhirnya adalah Masjid Baitul Quddus.
Kegiatan ini biasa disebut warga dengan arak-arakan endog-endogan atau dalam bahasa Indonesia Pawai Telur. Warga pun taat mengenakan masker karena sadar saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.
Arak-arakan endog-endogan ini dilakukan masyarakat di Dusun Krajan, Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Selasa, 19 Oktober 2021 kemarin. Pawai ini merupakan tradisi masyarakat Banyuwangi dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Ini kegiatan dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Besar muhammad SAW,” ungkap Edi Sugiyono, 35 tahun, Ketua Panitia Arak-arakan Endog-endogan.
Edi menuturkan, pawai endog-endogan ini menjadi salah satu pengingat bagi masyarakat agar tetap menjalankan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini masyarakat berharap selalu diberi kesehatan dan dilancarkan rizkinya.
“Harapannya supaya masyarakat biar sehat semuanya, biar lancar rejekinya, supaya tahun depan bisa lebih baik dan lebih besar lagi pelaksanannya. Dan pandemi corona ini biar cepat berlalu,” terang Edi.
Dia menambahkan, kegiatan arak-arakan endog-endogan ini diprakarsai oleh remaja setempat. Dalam pawai tersebut, terdapat ribuan butir telur yang dihias. Telur-telur ini dibeli secara swadaya oleh remaja setempat. Satu remaja rata-rata menyumbangkan satu kilogram telur. Sebagian juga merupakan sumbangan secara sukarela dari warga setempat.
“Jadi remaja satu kilogram. Total telurnya kurang lebih ada 6.000 butir telur,” terangnya.
Setelah prosesi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selesai. Telur-telur hias pada jodang itu kemudian dibagikan kepada warga. Bersamaan dengan pelaksanaan tradisi ini, warga berharap akan keberkahan di hari lahirnya Nabi Muhammad SAW ini. Warga juga berdoa agar pandemi Covid-19 segera berlalu sehingga masyarakat bisa hidup normal kembali.
“Semoga mendapatkan keberkahan, semoga dengan Maulid Nabi ini pandemi segera berakhir,” ungkap salah seorang peserta arak-arakan endog-endogan, Diah Restu, 23 tahun.
Advertisement