Arab Saudi Konfirmasi Kasus Pertama Varian Omicron
Arab Saudi mengonfirmasi kasus pertama varian Omicron dari covid-19, Rabu, 1 Desember 2021. Kasus itu dilaporkan merupakan penumpang yang datang dari negara Afrika utara.
"Penumpang, warga negara Arab Saudi bersama dengan orang-orang yang berhubungan dengannya telah diisolasi," sebut kantor berita Saudi Press Agency (SPA), seperti dikutip Arab News, Rabu 1 Desember 2021.
"Investigasi epidemiologis telah dimulai dan kasus itu dikirim ke karantina, di mana prosedur kesehatan terakreditasi diikuti," kata laporan itu.
Seorang pejabat kesehatan dari kementerian kesehatan Arab Saudi telah meminta orang-orang untuk menyelesaikan suntikan vaksin covid-19 mereka dan bagi para pelancong untuk mematuhi protokol karantina dan pengujian pada saat kedatangan mereka.
Penyebaran varian terbaru datang ketika larangan Arab Saudi untuk perjalanan langsung dari beberapa negara berakhir. Pihak Kerajaan pun terus melonggarkan pembatasan perjalanan terkait pandemi.
Wisatawan dari enam negara yakni India, Mesir, Pakistan, Indonesia, Brasil, dan Vietnam, kini dapat tiba di Kerajaan tanpa harus menghabiskan 14 hari di luar negara-negara tersebut sebelum memasuki Arab Saudi.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara di seluruh dunia untuk tidak memberlakukan larangan perjalanan menyeluruh atas varian baru covid-19, Omicron.
Saat ini, para ilmuwan mencari tahu seberapa besar perlindungan yang akan ditawarkan vaksin terhadap jenis virus tersebut.
WHO mengatakan bahwa larangan bepergian tidak akan menghentikan penyebaran varian baru. "Langkah ini malah akan menempatkan beban berat pada kehidupan dan mata pencaharian," kata badan PBB tersebut, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 1 Desember 2021.
Mereka menyarankan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah seperti penyaringan atau karantina penumpang internasional jika bukti membenarkannya.
"Tapi, orang yang tidak sehat atau berisiko lebih tinggi terkena covid-19 parah, termasuk mereka yang berusia 60 tahun atau lebih, harus menunda perjalanan," lanjut WHO.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dia memahami kekhawatiran tentang Omicron.
"Saya sama-sama prihatin bahwa beberapa negara anggota memperkenalkan langkah-langkah tumpul dan menyeluruh yang tidak berdasarkan bukti atau efektif, dan yang hanya akan memperburuk ketidakadilan," katanya.
Advertisement