Arab Saudi Batasi Jemaah Haji Hanya 1.000 Orang
Pemerintah Arab Saudi akan membatasi jumlah jemaah untuk pelaksanaan ibadah haji, yakni hanya sekitar 1.000 orang saja sebagai upaya untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19).
Menteri pelaksanaan ibadah Haji, Mohammed Benten, mengatakan pada konferensi pers, bahwa kriteria kesehatan yang ketat akan digunakan untuk memilih jemaah yang memenuhi kriteria. Perlu dicatat bahwa penyelenggaraan ibadah Haji tahun ini juga hanya dikhususkan bagi penduduk lokal.
"Mereka yang berusia di atas 65 tahun tidak diizinkan melaksanakan ibadah haji," sebut Benten dikutip dari Reuters.
Sekitar 2,5 juta jemaah haji mengunjungi situs Islam paling suci di Mekkah dan Madinah selama sepekan. Namun karena pandemi corona, baik Haji dan Umrah ditunda pelaksanaannya.
"Kerajaan Arab Saudi berkeinginan semua Muslim dari berbagai kalangan untuk melakukan ibadah haji, tetapi kondisi kesehatan global membuat pelaksanaan haji tahun ini menjadi pengecualian," terangnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Saudi Tawfiq al-Rabiah mengatakan bahwa semua pekerja di lokasi Haji akan diuji kesehatannya dan rumah sakit khusus telah disiapkan untuk menangani keadaan darurat.
Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi telah mencabut jam malam sebagai langkah untuk menekan penyebaran virus corona, pada Minggu 21 Juni 2020. Namun, kerajaan tetap memberlakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi telah mengumumkan pencabutan jam malam sepenuhnya di semua wilayah Kerajaan, mulai pukul 6 pagi waktu setempat.
Otoritas setempat menyatakan, aktivitas ekonomi dan perdagangan akan dipulihkan seperti salon dan bioskop. Salat di masjid di kota Mekkah juga sudah mulai diperbolehkan.
Meskipun disebut mengakhiri lockdown, karena masih ditemukan lonjakan infeksi kasus, Arab Saudi tetap menerapkan pedoman social distancing dan physical distancing dengan ketat.
Data dari Research Center Johns Hopkins University, Arab Saudi mencatat lebih dari 161 ribu infeksi virus Corona dengan 1.300 orang meninggal dunia.