PPDB SMA/SMK di Jatim, Puluhan Orang Tua Keluhkan SKD Aspal
Ketua Aliansi Pelajar Surabaya (APS) Seno Bagaskoro mengatakan banyak menerima laporan terkait Surat Keterangan Domisili (SKD) palsu dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMA dan SMK di Jawa Timur.
Setidaknya ada sekitar 20 laporan yang ia terima melalui Direct Message (DM) Instagram dalam semalam.
"Baru semalam sudah ada 20 laporan. Kalau hari ini belum ngecek lagi, tapi pasti akan bertambah. Untuk SKD ini baru ramai di tahap 2 saat mendekati pengumuman zonasi," katanya.
Kata Seno, aduan terkait SKD asli tapi palsu ini menyebut calon peserta didik memalsukan alamat tinggal yang berdekatan dengan sekolah tempat tujuan.
"Misalnya, ada yang bercerita 'tetangga saya yang tinggal di samping rumah saya kok bisa muncul di zonasi, padahal tempat tinggal aslinya ratusan meter dari sekolah'. Ini ada yang tidak beres dan banyak terjadi saat ini," kata Seno.
Lanjut Seno, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak. Namun, Emil minta bukti kecurangan terutama terkait pemalsuan SKD.
Seno mengaku kesulitan untuk mencari bukti. Sebab yang memegang SKD palsu tersebut adalah oknum.
"Kalau kita mencari SKD palsu ya kesulitan, karena yang memegang itu langsung oknumnya dan diserahkan ke dinas pendidikan," kata Seno.
Kendati demikian, Seno mengaku telah mendapat laporan temuan SKD palsu. Saat ini para pelapor sedang mengumpulkan bukti tambahan.
"Kita masih terus cari bukti. Karena ini sangat meresahkan adik-adik yang jaraknya rumahnya dekat dengan sekolah tapi tidak lolos," katanya.
Seno berharap, dengan banyaknya keluhan yang ada bisa menjadi masukan bagi Dinas Pendidikan Jatim untuk berbenah. Seno menyebut beberapa calon siswa juga melakukan demo secara online dengan menuliskan keluhannya.
"Karena kami tidak punya banyak kewenangan untuk masuk ke dinas pendididkan Jatim. Semoga bisa menjadi data pembanding untuk dinas pendidikan dalam melakukan verifikasi ulang," kata Seno.