Aprilia Selalu Melorot di Paruh Kedua Musim, Ini Kata Maverick Vinales
Maverick Vinales telah merenungkan keanehan dari masa kariernya bersama Aprilia di MotoGP, di mana ia mengalami kesulitan selama paruh kedua musim ini dengan RS-GP.
Pembalap Spanyol itu bergabung dengan Aprilia pada akhir musim 2021 setelah perpisahannya dengan Yamaha, dan menghabiskan tiga musim penuh dengan merek Italia itu hingga akhir tahun 2024.
Vinales meraih kemenangan grand prix pertamanya dan satu-satunya dengan RS-GP pada tahun 2024 di GP Amerika, setelah tampil kuat di putaran sebelumnya di Portugal. Ia dan Aprilia merasa anehkarena mereka begitu cepat pada titik kejuaraan tersebut.
Vinales mencatat bahwa Amerika bukan satu-satunya saat ia merasa terbaik bersama Aprilia, tetapi mengomentari bahwa selama bertahun-tahun ia di sana, tapi performa RS-GP selalu menurun pada paruh kedua setiap tahun.
"Saya menjalani beberapa balapan di mana saya memiliki perasaan yang hebat," katanya bulan lalu di Barcelona.
"Le Mans 2023, saya baru saja mengalami kecelakaan. Namun, saya rasa balapan itu bisa menjadi kemenangan lagi, tentu saja. Dan beberapa balapan lainnya terasa sangat bagus.”
“Motor ini menunjukkan potensi yang hebat di beberapa bagian kejuaraan, tetapi ada sesuatu yang saya rasa berulang selama bertahun-tahun di Aprilia, yaitu bagian kedua musim ini sangat sulit bagi semua Aprilia.”
"Jadi, sulit untuk dipahami karena lintasannya biasanya bagus untuk kami. Namun, ketika Anda memasuki bagian kedua kejuaraan, itu selalu sulit."
Dalam 10 putaran pertama tahun 2024, skuat pabrikan Aprilia berhasil meraih tiga kemenangan sprint, satu kemenangan grand prix, dan masuk lima besar pada balapan penuh sebanyak empat kali.
Dalam 10 seri terakhir, sepeda motor ini hanya mampu meraih dua podium sprint dan satu posisi lima besar di grand prix, sehingga merosot ke posisi ketiga dalam klasemen konstruktor di belakang KTM, tempat Vinales bergabung pada tahun 2025 bersama tim Tech3.
Vinales berteori bahwa alasannya adalah karena Aprilia mengawali setiap musim pada level motor tertinggi, sementara para rivalnya tampil lebih baik di akhir tahun.
"Saya tidak tahu, karena kami sudah mencoba segalanya," katanya saat ditanya menurutnya apa yang menyebabkan tren ini.
“Kami mengganti lengan ayun, sasis, semuanya untuk mencoba memahami apa yang terjadi.
“Mungkin ide yang saya miliki adalah kami memulai dengan maksimal dan pembalap lain sedikit kesulitan dengan motor baru dan kemudian mereka melangkah ke tahap berikutnya, sementara kami jalan di tempat meski sudah berupaya untuk terus meningkat.”